Intisari - Online.com -Ketua Tim Forensik autopsi ulang Brigadir Joshua adalah Ade Firmansyah Sugiharto, sosok dokter yang bekerja di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Ade disebut sebagai dokter umum dan dokter spesialis patologi forensik, tamat S1 pendidikan dokter umum tahun 2005 dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
Tahun 2009, Ade tamat menempuh gelar master dari FKUI dengan pendidikan dokter spesialis forensik patologi.
Autopsi ulang atas Brigadir Joshua disebut Mabes Polri bisa digunakan sebagai alat bukti tambahan.
Autopsi Brigadir Joshua atau Brigadir J dipastikan bersifat independen dan imparsial atau tidak berpihak seperti disampaikan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, sesuai arahan Presiden Jokowi.
"Tentunya pelaksanaan ekshumasi dan autopsi dari perhimpunan kedokteran forensik Indonesia mereka memiliki sifat independen dan parsial," ujarnya kepada wartawan di RSUD Sungai Bahar, Jambi.
Oleh sebab itu, kata dia, tim penyidik bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berwenang untuk meminta hasil autopsi kedua sebagai alat bukti tambahan.
Dedi menyatakan, bukti tambahan tersebut nantinya juga akan semakin membuat pengusutan kasus kematian Brigadir J semakin terang benderang.
Ade pernah menangani kasus kematian Irzen Okta.
Ade saat itu beda pendapat dengan dokter forensik senior Abdul Mun'im Idris ketika autopsi mendiang nasabah kartu kredit Citibank yang meninggal tahun 2011 itu.
Irzen meninggal di Menara Jamsostek pada 29 Maret 2011, dia datang ke sana waktu itu memenuhi panggilan dari pihak collection Citibank terkait tunggakan kartu kreditnya.
Autopsi atas jenazah Irzen diminta oleh pihak kepolisian.
"Hasil autopsi menyebutkan, 'sebab pasti kematian adalah akibat penyakit pecahnya pembuluh darah di bagian bawah batang otak yang menimbulkan pendarahan di dalam bilik otak hingga menyumbat saluran cairan otak dan menekan batang otak hingga terjadi mati lemas (astifiksia)'," tertuang dalam laman tersebut dikutip Rabu, (27/7).
Irzen disebut Ade mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi tahap akut.
Hal ini terlihat dari penyempitan pada 80% pembuluh darahnya.
Ade juga menyebut sudah terjadi penyempitan pembuluh darah di sejumlah organ tubuh vital Irzen sampai mengalami kerusakan.
Organ yang rusak ini antara lain jantung, paru-paru, serta limpa.
Sehubungan dengan darah yang keluar dari hidung Irzen Okta, Ade membenarkan adanya luka.
"Itu luka baru yang tidak bisa dipastikan kapan terjadinya," terang Ade Firmansyah.
Sementara, 22 hari setelahnya, Dokter Abdul Mun'im Idris melakukan visum et repertum yang menyebut penyebab kematian Irzen akibat adanya kekerasan.