Dari pengalamannya berobat ke dr. Aznan, Restu menceritakan, pasien datang dari pelbagai tempat. Dari Aceh, Sidimpuan (Sumut), Rantauprapat (Sumut), dsb.
“Ada pasien dimarahi. Dia nanya berapa biaya berobatnya, terus kenak sental (dimarahi) sama Buya, ‘udah nggak usah bayar aja’, kata Buya,” cerita Restu.
Menurut pengakuan Restu, sekali berobat ia memasukkan Rp25 ribu, kadang Rp30 ribu ke dalam amplop. “Beginilah dokter yang kita inginkan, arif bijaksana, dan tidak komersil.” (Feriansyah Nasution, Wartawan Tribun Medan)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR