Sumy Hastry Purwanti, Srikandi Forensik Indonesia yang Bertugas dalam Idenfitikasi Korban AirAsia QZ8501 (2)

Moh Habib Asyhad

Editor

Sumy Hastry Purwanti, Srikandi Forensik Indonesia yang Bertugas dalam Idenfitikasi Korban AirAsia QZ8501 (2)
Sumy Hastry Purwanti, Srikandi Forensik Indonesia yang Bertugas dalam Idenfitikasi Korban AirAsia QZ8501 (2)

Intisari-Online.com -Ada beban mental yang dihadapi oleh seorang dokter forensik. Begitulah ujar Sumy Hastry Purwanti, srikandi forensik Indonesia yang bertugas dalam identifikasi korban AirAsia QZ8501. Ia bercerita, ketika sebuah kecelakaan atau bencana besar terjadi, keluarga korban pasti akan menunggu kepastian nasib keluarganya yang menjadi korban dengan harap-harap cemas.

Setidaknya, jika memang keluarga mereka meninggal dunia, jenazah dapat teridentifikasi dan segera dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan.

Saat AirAsia QZ8501 dikabarkan hilang, Hastry langsung mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu akan diterjunkan DVI untuk membantu proses identifikasi jenazah. Di sisi lain ia juga sadar bahwa sebentar lagi tahun baru datang, malam yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga. Untungnya, keluarganya cukup memahami profesinya sebagai dokter forensik yang bekerja di kepolisian.

Keluarga bagi Hastry adalah "vitamin" penyemangat hidup. Ketika ia harus bekerja dalam waktu lama, di dalam maupun di luar negeri, komunikasi dengan keluarga menjadi nutrisi yang cukup manjur untuk mengobati rasa rindu. "Biasanya kalau pagi sebelum kerja atau malam sesudah kerja itu saya telepon. Mereka tahu, kalau sudah bekerja, biasanya ibunya susah dihubungi.”

Orang yang “dekat” dengan bencana

Lantaran seringnya bersentuhan dengan jenazah korban kecelakaan, Hastry sudah tidak canggung lagi menghadapi para jenazah itu. Bahkah, saking seringnya, ia menjuluki dirinya sendiri sebagai orang yang dekat dengan bencana. Wajahku sudah seperti disaster, ujarnya berkelakar.

Menurut Hastry, orang yang menjadi dokter forensik itu haruslah memiliki kegigihan yang kuat. Profesi ini juga menuntut seseorang untuk dapat bekerja secara profesional tanpa kenal lelah. Ada dua syarat lagi yang menurut Hastry wajib dimiliki dokter forensik, gila dan hobi.

Untuk ke depannya, Hastry berharap dunia forensik Indonesia bisa berkembang dengan pesat. Tak hanya untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, yang lebih utama justru membantu sebuah keluarga untuk menemukan anggota keluarga mereka yang hilang atau menjadi korban kecelakaan dan bencana alam.

Itulah sekelumit kisah Sumy Hastry Purwanti, srikandi forensik Indonesia yang bertugas dalam identifikasi korban AirAsia QZ8501. (Kompas.com)