Menjabat dua periode dan menjadi wazir terlama, dia membuktikan dirinya dengan kecerdasan dan ketekunannya.
Layaknya seorang demokrat, dia bekerja secara mandiri, bahkan Sultan tidak ikut campur dalam urusannya.
Keluhan ini menyebabkan kecemburan dan meningkatkan jumlah musuh, lalu dia meninggal pada tahun 1561.
Mihrimah Sultan bukanlah representasi kecantikan konvensional, namun pesonanya terletak pada kecerdasannya yang luar dan sifatnya yang baik, itulah cara dia bergaul dengan baik dengan Rustem Pasha yang kecemburuannya diketahui oleh semua orang.
Tak lama setelah pernikahannya, dia mengalami kondisi seperti rheumatoid dan menghabiskan sebagian besar hidupnya berurusan dengan penyakit itu.
Dia kemudian melahirkan seorang anak laki-laki dan perempuan.
Mihrimah Sultan sangat dicintai oleh ayahnya yang menghargai pendapatnya, melansir Daily Sabah.
Setelah kematian ibunya pada tahun 1558, dia menjadi penasihat Sultan, bertindak dalam kapasitas ‘Valide Sultan’ (Ibu Ratu).
Sepanjang hidupnya, dia memiliki suara dalam banyak urusan negara, bahkan mendorong ayahnya untuk memulai kampanye ke Malta dengan membangun 400 kapal dengan biaya sendiri.
Surat ucapan selamatnya kepaa Raja Polandia atas aksesnya ke takhta sampai hari ini tersimpan di arsip Polandia.
Dia terus bertindak sebagai penasihat saudaranya Sultan Semin II, yang naik takhta setelah kematian ayah mereka pada tahun 1566.
Like mother like daughter, Mihrimah dikenal karena kesalehan dan kebajikannya, mirip dengan ibunya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR