Dipendam Setengah Mati Selama 8 Tahun, Murka Ukraina pada Korea Utara Akhirnya 'Meledak' Tak Terbendung, Selembar Kertas Ini Jadi Pemicunya

Tatik Ariyani

Editor

Kim Jong-un - Volodymyr Zelensky
Kim Jong-un - Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com -Rusia telah mendukung dua wilayah separatis Donetsk dan Luhansk sejak 2014.

Kemudian, Rusia mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut pada 24 Februari 2022 malam, mengawali invasi Rusia ke Ukraina.

Langkah tersebut kemudian dikutuk oleh Ukraina dan Barat sebagai tindakan ilegal.

Namun, Kremlin membenarkan keputusannya untuk melancarkan perang, yang disebutnya sebagai 'operasi militer khusus', dengan mengatakan bahwa itu melindungi penutur bahasa Rusia yang tinggal di wilayah Donbas dari 'genosida'.

Sementara Kyiv dan Barat telah menolak pernyataan ini sebagai dalih untuk mengobarkan perang dan merebut sebagian besar wilayah Ukraina.

Di sisi lain, Korea Utara muncul untuk menyatakan dukungannya pada Rusia, bahkan saat pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.

8 tahun berlalu, dukungan Korea Utara tak berubah, meski sebagian besar negara memusuhi Rusia atas tindakannya pada Ukraina.

Murka Ukraina pada Korea Utara pun akhirnya tak tertahankan lagi.

Rabu (13/7/2022), Ukraina memutuskan hubungan dengan Korea Utara.

Hal ini dilakukan Ukraina bukan tanpa alasan.

Namun, karena Pyongyang mengakui dua 'republik rakyat' pro-Rusia (Donetsk dan Luhansk) yang memisahkan diri di timur Ukraina.

Keputusan yang diambil Ukraina ini dilakukan tak lama setelah berita bahwa Pyongyang telah mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.

Dilansir Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan di situsnya, kementerian luar negeri Ukraina mengatakan, "Kami menganggap keputusan ini sebagai upaya Pyongyang untuk merusak kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina."

Langkah Korea Utara untuk secara resmi mengakui dua kelompok yang memisahkan diri - Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR), keduanya terletak di wilayah Donbas Ukraina - menjadikannya negara ketiga di dunia yang mengakui kedua entitas tersebut setelah Rusia dan Suriah.

Bahkan, Korea Utara pun sampai menyerahkan kertas sertifikat pengakuan pada Rusia.

Di saluran Telegramnya, Kedutaan Besar DPR di Moskwa mengunggah foto tentang upacara di mana Duta Besar Korea Utara untuk Moskwa Sin Hong-chol, menyerahkan sertifikat pengakuan kepada utusan DPR Olga Makeyeva.

Dalam sebuah unggahan di saluran Telegramnya, pemimpin DPR Denis Pushilin mengatakan sebelumnya bahwa dia mengharapkan "kerja sama yang bermanfaat" dan meningkatkan perdagangan dengan Korea Utara.

Kantor berita Rusia TASS melaporkan, Kedutaan Korea Utara di Moskwa pun mengonfirmasi telah mengakui kemerdekaan kedua entitas pada Rabu (13/7/2022).

Baca Juga: Bukan China, Mendadak Negara Boneka Putin IniSiap Kirimkan Ratusan Pasukannya Untuk Masuk ke dalam Perangdengan Tujuan Meneror Ukraina dan Barat

Baca Juga: Dimusuhi Barat, Rusia Pepet Negara Timur Tengah Ini, Disebut-sebut Bakal Beli Drone Milik Negara Itu untuk Perang di Ukraina

Artikel Terkait