Intisari - Online.com -Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, terseret kasus dugaan penyelewengan dana yang dilakukan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Sebelumnya, ACT diduga melakukan penyelewengan dana untuk kepentingan pribadi petingginya.
Ternyata banyak pejabat-pejabat Indonesia pernah terlibat dengan ACT.
Melansir tribunnews.com, ini dia beberapa pejabat itu.
1. Anies Baswedan
ACT, lembaga filantropi yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan, kini disorot karena dugaan penyelewengan dana sumbangan.
Nama pejabat ACT yang terlibat yaitu Ahyudin yang saat itu menjabat sebagai presiden ACT.
Diduga, Ahyudin mendapat gaji sebesar Rp 250 juta setiap bulan.
Anies Baswedan dikaitkan dengan ACT karena fotonya mengenakan rompi lembaga kemanusiaan itu diungkit-ungkit.
Anies Baswedan juga pernah memuji lembaga ACT dan pujiannya dimuat dalam situs resmi ACT.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada ACT, karena langsung bertindak cepat dan tanggap menciptakan satu sistem di mana mereka yang berpunya dapat memberikan kepada mereka yang kekurangan,” ucap Anies Baswedan.
Pemerintah DKI Jakarta juga pernah menyalin kerja sama dengan ACT.
Saat ini, Anies Baswedan menolak berkomentar lebih jauh setelah ada kasus dugaan penyelewengan uang umat di ACT.
2. Mahfud MD
Sosok kedua adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, yang mengaku pernah "ditodong" pihak ACT guna memberikan endorsement.
Mahfud DM menyampaikannya dalam cuitan twitter resminya, @mohmahfud, Selasa, 5 Juli 2022.
Video endorsement ACT juga ia unggah, yang berdurasi 1 menit 21 detik itu.
Endorsement ACT yang dilakukan Mahfud adalah pada periode 2016-2017, dan dilakukan atas dasar rasa kemanusiaan.
"Saat meminta endorsement pihak ACT tiba-tiba datang ke kantor saya dan pernah menodong ketika saya baru selesai memberi khutbah Jumat di sebuah masjid raya di Sumatera. Mereka menerangkan tujuan mulianya bagi kemanusiaan. Sy sudah meminta PPATK untuk membantu POLRI dlm mengusut ini," tulis Mahfud di akun Twitternya.
3. Khofifah Indar Parawansa
Beredarnya kabar sangkut paut Anies Baswedan dengan kasus ACT membuat pendukungnya tidak terima.
Salah satu pegiat media sosial Eko Widodo lewat akun twitternya, @ekowboy2, menyebut tidak hanya Anies Baswedan saja yang terlibat dengan kasus ACT.
Eko Widodo juga menyebut Anies dikaitkan dengan kasus ACT sebagai sebuah tuduhan yang dilakukan oleh pendukung Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.
“Kasus ACT oleh pendukung Ganjar dikaitkan ke Anies.. padahal PDIP, Nasdem bahkan Gub Khofifah pernah kerja sama dg ACT. Provokasi sampah, Woi kunted mending kau jelaskan sumber dana relawan Ganjar!!,” tulis Eko Widodo melalui akun twitternya, @ekowboy2.
“Khofifah saat jabat Mensos & Gub Jatim sudah kerja sama dg ACT, Gub Jabar Ridwan Kamil pun demikian.. Provokasi pendukung Ganjar kaitkan ACT dg Gub DKI karena Anies tak punya celah kasus korupsi!!,” lanjut Eko, pada cuitan lanjutannya.
Tim Intisari membuktikan tuduhan ini dengan mencari kaitan Khofifah Indar Parawansa dengan ACT, didapatkan berita yang dirilis oleh Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur tahun 2021 lalu ketika Khofifah bersama ACT dan YP31 memberi bantuan berupa 1000 gerobak kepada para pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam upaya peningkatan ekonomi Jawa Timur pasca pandemi Covid-19.
Penyerahan dilakukan di Masjid Al Akbar Surabaya, Kamis (3/6/2021).
Ibnu Khajar, Presiden ACT kala itu memberikan sambutan.
“Alhamdulillah kami ingin laporkan kepada masyarakat Jawa Timur Sumbangan Donasi yang dihimpun dari Masyarakat Jawa timur terkumpul sebanyak lebih 5 milyar rupiah.” katanya. Donasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat Palestina yang telah mengalami agresi peperangan.
4. Menlu Retno Marsudi
Eko Widodo menuduh ada tiga menteri lain yang mendapatkan endorse ACT, salah satunya adalah Retno Marsudi Menteri Luar Negeri.
Tahun 2018 lalu, Menlu Retno mendukung aksi kemanusiaan ACT di Suriah, dengan kunjungan pimpinan ACT disambut baik oleh Menlu Retno.
5. Eks-Mentan Andi Amran Sulaiman
Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga pernah di-endorse oleh ACT, dengan tahun 2017 lalu tim ACT kunjungi Kantor Kementan dan disambut oleh Andi Amran Sulaiman sendiri.
Melansir situs resmi ACT yaitu news.act.id, ACT dan Mentan memulai program Global Wakaf-ACT, yang merupakan program pengelolaan wakaf oleh ACT sendiri.