Intisari-Online.com - Letusan Gunung Krakatau termasuk dalam letusan gunung terdahsyat di dunia.
Letusan Gunung Karakatau yang sangat terkenal kedahsyatannya adalah ketika terjadi pada tahun 1883.
Menurut Yusup Somadinata dalam buku 1000+ Bencana Terburuk di Dunia (2015), letusan Gunung Krakatau pada 1883 memiliki kekuatan daya ledak setara dengan 30.000 bom atom yang diledakkan pada Perang Dunia II, tepatnya di Hiroshima dan Nagasaki.
Suara letusannya bisa terdengar hingga Alice Springs, Australia serta Pulau Rodrigues, Afrika, yang berjarak 4.653 kilometer.
Bahkan, saat Krakatau meletus, dunia gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanik yang menutupi atmosfer bumi. Selain itu, debu Krakatau tersebar hingga Norwegia dan New York.
Letusan tersebut juga merupakan letusan gunung terkuat sepanjang sejarah.
Tak heran apabila kini terjadinya erupsi di Anak Gunung Krakatau bisa membuat dunia ketar-ketir.
Dilaporkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di laman resminya magma.esdm.go.id, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada Jumat (1/7/2022) pukul 06.50 WIB, kemarin.
Baca Juga: Jelang Idul Adha 2022, Inilah 5 Manfaat Daging Kambing Qurban
Pada Jumat, tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak atau kurang lebih 657 m di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur laut.
Erupsi Gunung Anak Krakatau terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 42 mm dan durasi 77 detik.
Sementara itu, pada hari ini, Sabtu (2/7/2022), Gunung Anak Krakatau telah mengalami 3 kali gempa hembusan berdasarkan laporan aktivitas gunung Anak Krakatau periode pukul 00.00-06.00 WIB.
Tiga kali gempa hembusan itu dengan amplitudo 9-20 mm, dan lama gempa 7-30 detik.
Kemudian terjadi 20 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 16-49 mm, dan lama gempa 6-16 detik.
6 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 11-23 mm, dan lama gempa 6-14 detik juga terjadi di Gunung Anak Krakatau.
Terakhir telah terjadi 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 1-10 mm, dominan 1 mm.
Sementara itu, secara visual gunung tertutup Kabut 0-III, asap kawah tidak teramati.
Cuaca berawan, angin lemah ke arah timur laut. Kemudian, Suhu udara sekitar 26-26.1°C dan kelembaban 54-59 persen.
Sebelumnya, erupsi terbesar terjadi pada Rabu (29/6/2022) pukul 14.51 WIB, dengan ketinggian kolom abu 2.000 meter dari puncak, dan tercatat mengalami erupsi sebanyak 3 kali.
Berdasarkan aktivitas tersebut, PVMBG menyarankan agar masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Kini, Anak Gunung Krakatau berstatus Level III atau Siaga. PVMBG sebelumnya menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) sejak 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.
Dikutip dari Kompas.id, Jumat (1/7/2022) Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau di Kalianda, Lampung Selatan, Andi Suardi mengatakan, peningkatan aktivitas vulkanik tiga hari terakhir cukup signifikan.
Meksipun demikian hingga kini, gunung itu masih berstatus Level III atau Siaga.
Untuk diketahui, level tertinggi dari status gunung berapi adalah Awas atau Level IV. Pada level tersebut, gunung berapi bisa segera atau sedang meletus atau pada keadaan kritis yang dapat menimbulkan bencana.
Baca Juga: Posisi Janin Sebelah Kiri Laki atau Perempuan? Ternyata Begini Penjelasannya
(*)