Para pemimpin Barat khawatir bahwa kampanye militer Rusia di Ukraina dapat memacu China untuk bertindak lebih agresif terhadap Taiwan.
Berbicara di sebuah acara di Madrid, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan, "ada risiko yang jelas bahwa China dapat memunculkan beberapa ide yang salah, seperti menyerang Taiwan".
Ini adalah pertama kalinya para pemimpin Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru diundang ke konferensi NATO.
Para pemimpin bergabung dalam sesi NATO tentang tantangan global baru setelah mengambil bagian dalam pertemuan di sela-sela.
Di akhir pertemuan, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese meminta China untuk mengutuk kampanye militer Rusia di Ukraina.
Sebelumnya, juga pada (29/6), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menuduh anggota NATO "menghasut ketegangan dan menghasut konflik" dengan mengirim kapal perang dan pesawat ke daerah-daerah yang dekat dengan daratan Asia dan Laut China Selatan.
NATO harus "meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan tidak mencoba mengganggu Asia dan seluruh dunia setelah apa yang terjadi di Eropa," kata Zhao.
Beijing menuduh NATO dan AS menghasut Rusia untuk memicu konflik militer.
"Praktik telah membuktikan bahwa sanksi bukanlah jalan keluar dari konflik, dan dukungan senjata Barat yang berkelanjutan oleh Barat tidak akan membantu mewujudkan perdamaian," tambah Zhao.
Para pemimpin NATO saat ini sedang mendiskusikan pendekatan mereka ke China.
Diplomat senior Spanyol dan Prancis mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka melihat China sebagai "tantangan" daripada "ancaman" seperti Rusia.
Tapi satu hal yang jelas: NATO tidak bisa lagi mengabaikan China.
"Tantangan yang kita semua hadapi benar-benar global. Keseimbangan kekuatan internasional berubah dan persaingan strategis meningkat," kata Stoltenberg.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR