Advertorial
Intisari-Online.com – Selama Perang Revolusi Amerika, HMS Jersey, atau ‘Neraka’ seperti yang banyak disebut, digunakan oleh Inggris untuk menyimpan tawanan.
Inggris menahan semua tawanan di kapal yang ditinggalkan saat mereka menduduki New York City, dan sebagian besar ditahan di HMS Jersey.
Julukan ‘neraka’ diperoleh karena kondisinya yang mengerikan dan tingkat kematian yang tinggi.
Ini mungkin menjadi salah satu bagian perang yang paling mengerikan.
Pada tanggal 16 November 1776, Inggris memiliki pendudukan penuh atas New York City setelah memenangkan banyak pertempuran mereka.
Mereka terus menduduki kota sampai perang berakhir pada 1783.
Perwira Inggris menggunakan rumah tentara yang dievakuasi untuk diri mereka sendiri, dan memenjarakan orang-orang yang menolak untuk bersumpah setia kepada Inggris.
Diperkirakan 11.000 tentara akhirnya tewas saat ditawan di kapal tua yang digunakan sebagai penjara.
Empat tahun sebelum perang pecah, Inggris telah mengubah HMS Jersey menjadi kapal rumah sakit pada bulan Maret 1771.
Kapal itu ditempatkan di Wallabout Bay, New York, yang kemudianmenjadi Brooklyn Navy Yard pada tahun 1801.
Lalu ketika perang pecah pada tahun 1775 antara penjajah dan Inggris, HMS Jersey tidak lagi digunakan untuk tujuan medis, tetapi sebagai kapal penjara.
Penjara darat terisi dengan cepat, jadilah kapal tua itu digunakan sebagai gantinya.
Sebagian besar tahanan ditahan di kapal HMS Jersey ini, khususnya mereka yang ditangkap dalam pertempuran, atau mereka yang menolak untuk bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan.
Inggris menangkap banyak kapal swasta di laut, dan banyak yang mengatakan mereka lebih suka masuk penjara daripada berpindah pihak.
Karena banyaknya tahanan di New York, maka kondisi kapal penjara sangat buruk dan tidak manusiawi.
Laki-laki jarang diberi makan atau diberi air, dan rentan terhadap penyakit, melansir History Things.
Yang terburuk dari semuanya adalah HMS Jersey, pada suatu waktu terdapat lebih dari 1.000 orang di atas kapal itu.
Ada sekitar selusinan kematian setiap hari karena kondisi dan penyakit.
Cacar, disentri, demam tifoid, demam kuning, adalah penyakit yang paling umum terjadi di kapal.
Sebagian besar meninggal karena penyakit, kelaparan, atau dehidrasi, beberapa meninggal karena penyiksaan.
Jika seseorang mencoba melarikan diri, mereka akan ditembak oleh penjaga.
Beberapa akhirnya menjadi gila karena kondisi mengerikan yang mereka alami. Orang mati bahkan dibuang ke laut.
Untuk setiap enam orang, jatah hanya disediakan untuk empat orang.
Selama hari-hari musim panas yang terik, pria tidak hanya merasa sesak saat besama, tetapi juga menjadi sangat panas.
Banyak pria harus telanjang bukan agar terlihat keren tetapi sulit untuk bernapas di bawah geladak.
Ketika Inggris meninggalkan New York City pada tahun 1783, mereka membakar HMS Jersey dengan lebih dari 8.000 tahanan masih di dalamnya.
Menyebut kondisi tidak manusiawi adalah pernyataan yang meremehkan, yang pasti adalah julukan ‘neraka’.
Philip Freneau, seorang tahanan di kapal HMS Jersey dan seorang penyair terkenal, kemudian menulis puisi tentang pengalamannya di atas kapal itu.
Bertahun-tahun setelah perang, tulang belulang ditemukan di tepi Teluk Wallabout.
Pada tahun 1902, lambung kapal ditemukan secara tidak sengaja.
Beberapa bahkan mengatakan bahwa mereka dapat mendengar tentara yang mati berbisik dan bahwa ada kejadian aneh di atas air ketika mereka berada di dekatnya.
Selama abad ke-19, sisa-sisa tentara yang ditemukan dimakamkan di Fort Greene Park, Brooklyn, New York.
Pada tahun 1908, Monumen Martir Kapal Penjara, sebuah obelisk setinggi 45 meter lebih, didedikasikan oleh Presiden William Howard Taft.
Dua puluh peti mati berada di bawah monumen itu, di dalamnya ditemukan tulang-tulang orang-orang yang berada di HMS Jersey dan kapal-kapal penjara lainnya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari