Bukan Karena Ukraina, Rusia Mendadak Memanas dengan Amerika Gara-Gara Lakukan Operasi Militer Berat di Negara Timur Tengah Ini, Apa Tujuan Rusia ?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pesawat Rusia membawa senjata nuklir.
Pesawat Rusia membawa senjata nuklir.

Intisari-online.com - Pada bulan Juni, pasukan Rusia melakukan serangkaian operasi militer.

Mengebom beberapa sasaran di daerah yang dikendalikan oleh pasukan AS dan pro-AS di Suriah, ungkap US Wall Street Journal (WSJ).

Salah satu operasi militer Rusia adalah pemboman pangkalan militer Al-Tanf di tenggara Suriah, kata seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Al-Tanf adalah salah satu pangkalan militer dengan kehadiran tentara Amerika, bertugas melatih pejuang oposisi Suriah.

Sebelum mengebom pangkalan tersebut, Rusia memberi tahu AS melalui jalur komunikasi bilateral agar Washington mengevakuasi pasukan AS yang dalam bahaya.

Pejabat AS mengatakan, "Rusia tidak sengaja menargetkan pasukan AS yang beroperasi di Suriah, tetapi jelas bermaksud mempersulit operasi militer AS."

Kesibukan aktivitas militer Rusia yang terjadi bulan ini "secara dramatis meningkatkan risiko eskalasi konflik antara pasukan Rusia dan Amerika di Suriah," kata para pejabat AS.

Jenderal Erik Kurilla, komandan Komando Pusat AS, mengatakan Washington ingin menghindari konflik dengan Moskow di Suriah.

Baca Juga: Bertahan Dari Serangan Rusia Saja Sudah Kesulitan, Ukraina Ternyata Masih Rencanakan Serangan Gila Ini Untuk Rebut Wilayah yang Dikuasai Rusia Sejak 2014 Ini,

Tetapi langkah terbaru menunjukkan bahwa "Moskow ingin meningkatkan ketegangan".

"Kami ingin menghindari kesalahpahaman, yang mengarah ke konflik yang tidak perlu. Itu tujuan kami," kata Kurilla.

"Namun, tindakan Rusia baru-baru ini jelas dimaksudkan untuk meningkatkan ketegangan," tambahnya.

Seperti yang diungkapkan WSJ, bulan ini, Rusia mengerahkan dua jet tempur Su-34 ke sebuah daerah di timur laut Suriah tempat pasukan pro-AS sedang menjalankan misi anti-terorisme.

Kedua pejuang ini meninggalkan daerah itu setelah AS mengirim jet tempur untuk menghentikannya.

Bulan lalu, Badan Intelijen Luar Negeri Rusia merilis sebuah laporan yang mengatakan bahwa pangkalan Al-Tanf telah menjadi pusat pelatihan teroris, di mana banyak pejuang dikirim ke Ukraina untuk berperang.

Isi pelatihan termasuk instruksi tentang penggunaan rudal anti-tank, pesawat pengintai tak berawak dan fasilitas komunikasi modern.

Pasukan AS dan pro-Amerika saat ini menguasai banyak wilayah di Suriah, termasuk provinsi Al-Tanf di selatan, Deir ez-Zor, al-Hasakah dan Raqqa di utara dan timur laut.

Artikel Terkait