Intisari-Online.com - Suatu ketika terjadi perampokan besar di bank.
Saat masuk dalam bank, perampok berkata bahwa semua orang tak boleh bergerak. Uang milik negara namun hidup milik kita sendiri. Semua orang di bank menunduk sambil diam dan berpikir. Inilah yang disebut dengan mengubah pikiran orang lain. Kita bisa meyakinkan orang dengan mengubah cara pandang mereka.
(Ingin Beli Smartphone Asus yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini?)
Seorang perempuan dari anggota keamanan keamanan berbaring di meja dengan pose provokatif dengan tujuan mengalihkan perhatian perampok. Namun perampok berteriak dan meminta perempuan itu segera tunduk. Ia berkata bahwa ini perampokan bukan pemerkosaan sehingga anggota keamanan itu tak berkutik lagi. Hal ini disebut profesional dan fokus pada apa yang harus kita lakukan.
Setelah sukses merampok, mereka pulang ke rumah. Para perampok ini bermaksud untuk menghitung hasil curiannya. Namun perampok yang paling pintar berkata bahwa mereka tak perlu menghitung. Tunggu saja berita di televisi dan kita bisa tahu berapa jumlah uang yang dicuri. Hal ini disebut dengan pengalaman. Seringkali pengalaman mengajarkan lebih banyak hal ketimbang sekadar teori.
Saat manager bank tahu bahwa banknya telah mengalami pencurian. Ia segera pergi ke sana dan menemui pihak supervisor. Alih-alih panik, pihak supervisor justru mengeluarkan ide tak terduga.
Supervisor bank justru berkata bahwa mereka perlu mengambil 80 milyar dari sisa uang yang masih ada. Jadi uang yang diambil itu bisa dimasukkan sebagai uang tercuri. Setelah itu barulah bank menelepon pihak polisi. Hal ini adalah contoh cara mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Keesokan harinya, berita televisi melaporkan bahwa 100 milyar telah dicuri dari bank. Perampok kaget karena merasa bahwa jumlah curiannya tak sebanyak itu. Mereka kemudian menghitung semua hasil curiannya. Hasilnya, ternyata mereka hanya mendapat 20 milyar saja!
Perampok kaget karena mereka sudah susah payah berjuang dan mengambil risiko besar namun hanya mendapat 20 milyar saja. Sedangkan pihak bank yang tidak melakukan apa-apa justru bisa mendapatkan uang 80 milyar dalam sekejap dan tanpa harus mengotori tangannya.
Itulah yang disebut dengan pengetahuan lebih bernilai daripada emas. Pengetahuan yang baik bisa membuat kita berpikir dengan bijak dan cerdas. Orang yang pintar selalu punya cara yang lebih cerdik dalam menghadapi suatu masalah. Mereka juga berani mengambil risiko ketika dalam situasi sulit ketika sudah mempertimbangkan semua sisi positif dan negatifnya.
Nah, jadi siapa perampok yang paling profesional di sini? Tentu kita tak boleh menggunakan kepintaran untuk hal yang buruk dan merugikan orang lain. Kisah ini hanya digunakan untuk menganalogikan bahwa kecerdasan otak pada akhirnya selalu bisa mengalahkan hal lainnya.