Intisari-online.com - Rusia mengiklankan senjatanya sebagai "lebih murah dan lebih mudah dirawat daripada produk Barat".
Inilah alasan mengapa Rusia menyumbang 19% dari ekspor senjata dunia pada periode 2017-2021, kedua setelah AS (39%).
Namun, iklan ini mungkin tidak lagi efektif di banyak negara, menyusul hilangnya dan rusaknya peralatan Rusia di Ukraina.
Sejauh ini, AS memperkirakan Rusia telah kehilangan hampir 1.000 tank, setidaknya 50 helikopter, 36 pembom tempur dan 350 artileri, menurut Business Insider.
Menurut The Conversation, senjata ofensif Rusia juga memiliki banyak masalah.
Persentase rudal yang gagal diluncurkan, gagal di tengah penerbangan, atau meleset dari target bisa mencapai 50% hingga 60%.
Alasannya adalah karena kesalahan desain dan peralatan usang atau berkualitas buruk, menurut The Conversation.
Ini telah membuat pelanggan tradisional Rusia meragukan kemampuan negara itu untuk mengekspor senjata.
Sebanyak 90% ekspor senjata Rusia hanya ke 10 negara, termasuk India, Mesir, dan China.
Selain itu, kemampuan Rusia untuk mengganti peralatan yang hilang ini terhambat oleh sanksi ekonomi.
Rusia tidak dapat mengimpor suku cadang penting seperti papan sirkuit.
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR