Sejak tahun 1925 ketika janin pertama kali ditemukan, para peneliti melakukan pemeriksaan berulang kali untuk menentukan usia kehamilan.
Juga mencari tahu kelainan bawaan yang mungkin diwarisi dari sang Ayah, Tutankhamun.
Salah satu janin tingginya kurang dari 30 sentimeter dan diperkirakan berusia 5 bulan.
Tidak adanya sayatan di perut menunjukkan janin ini tidak dibuat menjadi mumi.
Pada tahun 1933, Dr. Douglas Derry, profesor anatomi di Universitas Kairo, menerima mumi kedua.
Mumi ini ditutupi oleh kain kafan linen yang diikat dengan pembungkus melintang dan memanjang.
Setelah pemeriksaan, ahli anatomi mencatat lapisan tambahan dari perban berselang-seling dan serangkaian bantalan yang dimasukkan agar mumi menjadi kaku dan berbentuk.
Ahli Mesir Kuno menambahkan bahwa bantalan yang sama digunakan di sisi, kaki, dan dada mumi kecil itu.
Di bawah lapisan yang lebih besar, luka melintang, dan lembaran penutup yang agak gosong ada lapisan terakhir dari linen halus.
Di bawahnya terbaring tubuh janin berukuran panjang 36,1 cm.
Janin ini hampir berusia 7 bulan.
Derry menyimpulkan bahwa itu mungkin janin perempuan yang dibalsem.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR