Intisari-online.com - Jepang dikenal sebagai kekuatan terbesar Asia pada Perang Dunia II.
Namun, sejak kekalahannya pada Perang Dunia II, negara matahari terbit kini tidak sekuat pada masa Perang Dunia II.
Bahkan Jepang pada masa lalu, sempat menindas China, dan bekas penindasan tersebut masih membekas hingga kini.
Banyak kebencian oleh rakyat China, pada Jepang akibat penjajahan yang dilakukan Jepang pada masa lalu.
Hingga kini kedua negara tersebut juga bersebarangan, karena Jepang lebih dekat ke Amerika yang merupakan musuh bebuyutan AS.
Bahkan belakangan ini sebuah survey yang dikutip dari RT, pada Rabu (1/6/22), menyebut Jepang didesak untuk melakukan persiapan perang dengan China.
Mayoritas besar di Jepang berpikir negara mereka harus membuat persiapan untuk serangan militer China di Taiwan.
Ini menurut jajak pendapat yang dirilis oleh Nikkei Asia pada hari Senin.
Baca Juga: Hasil sidang BPUPKI Pertama dan Kedua Lengkap Beserta Prosesnya
Pandangan itu diamini oleh lebih dari 90% responden dalam survei yang dilakukan antara 27 dan 29 Mei.
Sebagian kecil dari 41% percaya bahwa undang-undang Jepang harus direvisi untuk menanggapi kemungkinan konflik di wilayah tersebut.
Sementara 50% berpikir bahwa persiapan harus dilakukan sesuai dengan undang-undang yang ada.
Sekitar 56% dari 935 responden mengatakan mereka mendukung usulan pemerintah untuk meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 1% dari PDB.
Pasal 9 konstitusi Jepang, yang disahkan setelah Perang Dunia II, menetapkan bahwa rakyatnya "selamanya meninggalkan perang sebagai hak kedaulatan bangsa dan ancaman atau penggunaan kekuatan sebagai sarana untuk menyelesaikan perselisihan internasional."
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya di bawah kebijakan Satu-China.
Pulau berpenduduk 23,5 juta jiwa itu, yang memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaannya dari China.
Pejabat China mengatakan mereka lebih memilih "penyatuan kembali" damai dengan pulau itu, tetapi tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan.
Patroli dan latihan militer China di sekitar Taiwan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
AS, yang mempertahankan hubungan tidak resmi yang kuat dengan Taipei, telah mengklaim Beijing memantau dengan cermat operasi militer Rusia di Ukraina, dengan maksud untuk berpotensi meluncurkan serangan serupa terhadap Taiwan.