Intisari-online.com - Di tengah perjuangan militer Ukraina untuk mengendalikan Donbass.
AS telah mempertimbangkan dan membuat keputusan yang cermat tentang sistem rudal multi-peluncuran jarak jauh dengan jangkauan untuk mencapai Rusia.
Pada (30/5), Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa Washington tidak akan memberi Ukraina rudal apa pun yang dapat mencapai wilayah Rusia, sebuah langkah yang tampaknya menenangkan Moskow.
"Kami tidak akan mengirim apa pun yang dapat menghantam wilayah Rusia," kata Biden di Gedung Putih ketika ditanya apakah Amerika Serikat dapat memasok Ukraina dengan rudal yang dapat mencapai Rusia.
Pekan lalu, CNN mengutip sumber dari Gedung Putih yang mengatakan bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk memberi Ukraina sistem roket peluncuran ganda jarak jauh (MLRS) paling canggih yang dimiliki Amerika Serikat.
Ini juga merupakan permintaan utama dari otoritas Ukraina, dalam konteks pasukan negara itu secara bertahap didorong mundur oleh tentara Rusia di Donbass.
Menurut sebuah sumber di Guardian, para pejabat AS mulai goyah dalam tekad mereka untuk menyediakan senjata jarak jauh ke Ukraina di tengah banyak sinyal peringatan Moskow.
Pada (27/5), Moskow memperingatkan Amerika Serikat akan "melewati garis merah" jika memasok Ukraina dengan sistem rudal jarak jauh, yang mampu mencapai wilayah Rusia.
Beberapa sistem rudal peluncuran ganda AS dapat mencapai jarak lebih dari 300 km, sementara yang lain hanya memiliki jangkauan 50-70 km.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, menggunakan kata "masuk akal" ketika mengomentari komentar Presiden AS Biden pada 30 Mei.
Medvedev memperingatkan bahwa jika kota-kota Rusia diserang, Moskow dapat memberikan tanggapan langsung ke "tempat pengambilan keputusan kriminal".
Source | : | CNN |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR