Dalam tulisan itu, Mousavi menyatakan bahwa tidak diragukan lagi drone angkatan bersenjata Republik Islam Iran adalah yang paling kuat di kawasan itu.
Dia melanjutkan dengan menambahkan bahwa kemampuan Teheran untuk meningkatkan drone tidak dapat dihentikan.
Pejabat militer itu juga mengungkapkan bahwa fasilitas rahasia itu beberapa ratus meter di bawah tanah.
Menurut laporan itu, lebih dari 100 drone tempur, pengintaian dan serangan milik tentara disimpan untuk operasi di pangkalan ini.
Jenderal Bagheri menggambarkan armada UAV sebagai "strategis."
Bagheri menunjukkan bahwa tidak ada waktu untuk berpuas diri, mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata Iran tidak pernah meremehkan ancaman
"Kami tidak pernah menganggap musuh tertidur dan kami terus-menerus waspada dan waspada," tegasnya.
Iran pertama kali meluncurkan program drone militernya pada 1980-an, selama perang dengan Irak.
Amerika Serikat (AS), Israel, dan Arab Saudi menuduh Iran menyediakan sekutu regionalnya dengan drone tempur, dengan gerakan Hizbullah Lebanon, pemerintah Suriah dan pemberontak Houthi Yaman disebut sebagai penerima yang diduga.
Washington mengklaim drone Iran berada di balik serangan September 2019 di kilang minyak Saudi dan serangan Juli 2021 terhadap kapal komersial di lepas pantai Oman yang menewaskan dua awak.
Iran dengan tegas membantah terlibat.
Pada Oktober 2021, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi pada program drone Iran.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR