Intisari-Online.com - Pada awal perang Rusia dan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memberi ancaman.
Di mana Putin mengancam negara lain untuk tidak ikut terlibat dalamperang Rusia dan Ukraina atau mereka akanmenerima konsekuensi yang mengerikan.
Mendengar peringatan itu, banyak negara yang berpikirkonsekuensi yang dimaksud Putin adalah senjata nuklir.
Hal ini mengingat status Rusia sebagai negara dengan senjata nuklir terbanyak di dunia.
Dilaporkan bahwa Rusia memiliki lebih dari 6.000 senjata nuklir.
Namun benarkah Rusia akan menggunakan senjata nuklir dalamperang di Ukraina?
Jika benar kapan waktunya?
Dilansir dari24h.com.vn pada Selasa (31/5/2022),Duta Besar Rusia Andrei Kevin untuk Inggris berbicara tentang waktukapan Rusia harus menggunakan senjata nuklir.
Dalam wawancara dengan kantor berita BBC pada 29 Mei 2022, Andrei Kevin mengatakan bahwa menurut peraturan militer Rusia, Moskow hanya akan menggunakan senjata nuklir strategis jika keberadaan Rusia terancam.
Dan Kelin menilai situasi saat ini belum sampai harus menggunakan senjata nuklir.
Menurut kantor berita DPA, selama berminggu-minggu, skenario senjata nuklir dan skenario lainnya telah dibahas secara terbuka di televisi pemerintah Rusia.
Juga dalam sebuah wawancara dengan BBC, ketika mengacu pada bukti bahwa Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Seperti fakta bahwa banyak mayat tergeletak di kota Bucha beberapa waktu lalu.
"Dalam pandangan kami, ini adalah informasi yang dibuat-buat, digunakan untuk mengganggu proses perdamaian," kata Kevin.
Juga dalam wawancara, duta besar Rusia kembali menuduh Ukraina membunuh warga sipil di wilayah Donbass Timur.
Dalam konteks perang Rusia-Ukraina saat ini yang terus-menerus saling menyalahkan, para komentator dan pakar di seluruh dunia menilai secara negatif prospek negosiasi untuk segera mengakhiri permusuhan Rusia-Ukraina.
Menurut pakar pertahanan Jerman Carlo Masala, saat ini, tidak ada alasan bagi Putin untuk berdialog langsung dengan Ukraina.
Masala mengatakan bahwaPresiden Rusia ini hanya akan bernegosiasi jika dia kehilangan momentum dalam kampanye militer di Ukraina.
"Bagi Putin, situasi saat ini tidak terlalu buruk."
Mengacu pada perang Rusia-Ukraina saat ini, Masala mengatakan bahwa alasan mengapa angkatan bersenjata Rusia baru-baru ini memenangkan kemenangan berturut-turut adalah karena Ukraina tidak memiliki senjata berat dan Rusia telah mengubah strategi.
Oleh karenanya, menurutMasala, Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata berat.