Meski Rugi Besar Akibat Invasi Ukraina, Rusia Uji Coba Rudal Hipersonik Zircon, Mampu Capai Target Jarak 1.000 Km

Tatik Ariyani

Editor

Ilustrasi rudal Zircon.
Ilustrasi rudal Zircon.

Intisari-Online.com -Tiga bulan menginvasi Ukraina, militer Rusia dilaporkan telah menderita kerugian besar manusia dan peralatan.

Meski demikian, Rusia terlihat terus melakukan uji coba senjata tingkat tinggi untuk mengingatkan dunia akan kehebatannya dalam teknologi rudal.

Bulan lalu negara itu meluncurkan uji coba rudal antarbenua berkemampuan nuklir baru, Sarmat.

Rudal itu mampu membawa 10 atau lebih hulu ledak dan menyerang Amerika Serikat.

Yang terbaru, Sabtu (28/5/2022), pasukanRusia mengumumkan uji coba terbaru rudal jelajah hipersonik Zircon atauTsirkon.

Uji coba dilakukansaat mereka tengah meningkatkan serangan ke Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kepada wartawan, fregat "Admiral Gorshkov" telah menembakkan rudal jelajah hipersonik Zircon dari Laut Barents ke sasaran laut di Laut Putih.

Dilansir dari Kantor Berita Rusia,TASS, Kementerian itu mengatakan, "Hari ini, fregat utama Proyek 22350 Admiral Gorshkov menembakkan rudal jelajah hipersonik Tsirkon ke posisi target laut di Laut Putih dari Laut Barents."

Penembakan rudal Zircon itu adalah bagian dari uji coba senjata jenis baru.

“Menurut data kontrol objektif, rudal jelajah hipersonik Zircon berhasil mencapai target laut yang terletak pada jarak sekitar 1.000 km,” tambah Kementerian Pertahanan Rusia.

Kementerian itu juga mencatat peluncuran kali ini memenuhi parameter yang ditentukan. Saat ini, uji status rudal Zircon versi kapal permukaan hampir diselesaikan.

Pengembang dan pembuat rudal tersebut adalah Reutov NPO Mashinostroeniya, bagian dari Tactical Missiles Corporation.

Dilansir dariReuters,PresidenVladimir Putinmenggambarkan Zircon sebagai bagian dari generasi baru sistem persenjataan yang tak tertandingi.

Senjata hipersonik dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan 9 kali kecepatan suara.

Rusia juga telah melakukan uji peluncuran Zircon sebelumnya dari kapal perang dan kapal selam pada tahun lalu.

Baca Juga: Diam-diam 'Main Belakang' di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Ternyata Banyak Negara NATO yang Masih Butuh Rusia, Ukraina Sampai Ancam Hal Ini

Artikel Terkait