Intisari-online.com - Konflik Rusia-Ukraina ternyata berimbas besar bagi kondisi seluruh dunia.
Meski secara langsung nyaris tak merasakan apapun, rupanya laporan meyatakan dampaknya akan membuat seperempat penduduk bumi kelaparan.
Hampir seperempat populasi dunia bisa kekurangan makanan jika perang di Ukraina berlanjut lebih lama.
Hal ini diungkapkan Presiden Serbia Aleksandar Vucic dalam pidatonya di Pameran Pertanian Internasional ke-89 di Novi Sad, Sabtu.
"Jika sesuatu tidak berubah dalam konflik di Eropa Timur, hampir seperempat dunia akan membutuhkan makanan dalam jumlah dasar, yang akan menciptakan masalah baru," kata Vucic dalam pidato pembukaan acara selama seminggu di Serbia, yang mempertemukan peserta pameran dari 21 negara.
Namun, pada awal Mei dia menyatakan bahwa Serbia akan terhindar dari kekurangan pangan yang dia prediksi akan melanda sebagian besar populasi planet pada musim dingin mendatang.
Situasi yangdikatakan akan menjadi yang terberat bagi dunia dalam 70 tahun.
Vucic memuji hubungan dekat Serbia dengan Hongaria, menjelaskan bahwa negara itu telah menjadi mitra dagang terbesar kedua di dalam UE.
Presiden Hongaria Viktor Orban, juga hadir pada pidato pembukaan, sependapat, menambahkan bahwa kedua negara yang berperang memiliki sektor pertanian yang kuat.
Ia juga mengakui inflasi yang berderap, kenaikan harga, kelaparan dan konflik di Ukraina.
Tapi, Orban mengungkapkan kabar baik bahwa, berdasarkan pembicaraan dengan Vucic, Hongaria dapat mengandalkan Serbia, di Hongaria, untuk menghindari situasi sulit tersebut
"Kami akan mengalami musim dingin yang sulit, tetapi Serbia dan Hongaria memiliki cadangan pangan yang penting, kedua negara kami aman dalam hal gas alam," lanjut pemimpin Hongaria itu.
Orban telah berulang kali menggambarkan sanksi UE yang dikenakan pada Rusia sebagai lebih berbahaya bagi Hongaria dan negara-negara Eropa lainnya daripada merusak Moskow.
Dia mencatat bahwa, seperti Serbia, Hungaria tidak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia yang setara dengan bom nuklir.
Budapest sejauh ini telah menghalangi upaya Uni Eropa untuk memberlakukan embargo total pada impor minyak dan gas Rusia.