Intisari-Online.com -Militer Rusia hari Sabtu (21/5/2022), mengatakan mereka menghancurkan gudang besar senjata bantuan Barat untuk Ukraina di wilayah Zhytomyr, sebelah barat Kyiv, menggunakan rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan dari laut, seperti laporan RIA Novosti yang dilansir Straits Times, Sabtu (21/5/2022).
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan itu menghancurkan sejumlah besar senjata dan peralatan militer yang dikirim Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dan untuk pasukan Ukraina di wilayah Donbas timur tempat pertempuran saat ini sedang sengit-sengitnya.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengeklaim rudal Rusia menyerang fasilitas penyimpanan bahan bakar di dekat Odesa di pantai Laut Hitam dan menembak jatuh dua pesawat Su-25 Ukraina dan 14 drone.
Dalam pembaruan terbaru tentang perang, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus", Kementerian Pertahanan juga mengatakan Rusia menyerang banyak pos komando Ukraina.
Barat meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari dan militer Rusia sedang mencoba untuk mencegat dan menghancurkan mereka.
Pada hari yang samaPresiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (21/5/2022) memperingatkan bahwa hanya terobosan diplomatik yang dapat mengakhiri perang dengan Rusia, bukan kemenangan militer langsung.
Hal ini disampaikan Zelensky menanggapi sikap Moskwa yang memotong pasokan gas ke Finlandia.
MelansirTimes of Israel, setelah lebih dari 12 minggu pertempuran sengit, pasukan Ukraina telah menghentikan upaya Rusia untuk merebut Kyiv dan kota utara Kharkiv.
Tetapi mereka berada di bawah tekanan baru dan intens di wilayah Donbas timur.
Tentara Moskwa telah meratakan dan merebut kota pelabuhan tenggara Mariupol dan membuat pasukan Ukraina dan kota-kota di timur menjadi sasaran serangan darat dan artileri tanpa belas kasihan.
Sekutu Barat Zelensky telah mengirimkan persenjataan modern ke pasukannya dan memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap ekonomi Rusia dan lingkaran dalam Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun Kremlin telah menanggapi dengan mengganggu pasokan energi Eropa.
Pada Sabtu, mereka memotong pengiriman gas ke Finlandia karena membuat marah Moskwa dengan mendaftar untuk bergabung dengan aliansi NATO.
Dengan latar belakang ini, Zelensky mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa perang akan berakhir “melalui diplomasi.”
"Konflik akan berdarah, akan ada pertempuran, tetapi hanya akan secara definitif berakhir melalui diplomasi," ujar Zelensky, menegaskan bahwa hal itu akan menjanjikan hasil yang “adil” untuk Ukraina.
“Diskusi antara Ukraina dan Rusia pasti akan berlangsung. Dalam format apa saya tidak tahu. (Bisa) dengan perantara, tanpa mereka, dalam kelompok yang lebih luas, (atau) di tingkat presiden,” katanya.
(*)