Pada tahun 1533, Henry meminta Thomas Cranmer, uskup agung Canterbury, membatalkan pernikahannya dengan Catherine.
Itu menjadi rangkaian peristiwa yang mengakibatkan Inggris memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, dan Henry menyatakan dirinya sebagai kepala Gereja di Inggris.
Pernikahan mereka begitu kontroversial hingga menimbulkan gonjang-ganjing terhadap Kerajaan Inggris.
Tepatnya tahun berikutnya, Raja Henry VIII mengesahkan Undang-Undang Supremasi yang menyatakan Raja sebagai Kepala Tertinggi Gereja Inggris.
Tekadnya untuk menikahi Anne Boleyn akhirnya membuahkan hasil, meski diwarnai kontroversi.
Raja Henry VIII menikah dengan Anne Boleyn pada tahun 1533, tetapi tidak akan menjadi akhir yang indah bagi Anne.
Setelah dinikahi Raja Henry VIII, Anne Boleyn memang menjadi permaisuri Raja seperti keinginannya alih-alih menjadi selir saja, sementara Catherine telah tersingkir.
Anne Boleyn melahirkan putrinya yang diberi nama Elisabeth I, pada 7 September 1533.
Pada akhirnya Elisabeth menjadi putri satu-satunya, karena meski sempat hamil lagi, Anne beberapa kali mengalami keguguran, termasuk di hari pemakaman Catherine pada Januari 1536.
Seperti Catherine, Anne Boleyn tidak memberikan keturunan laki-laki untuk Raja Henry VIII.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR