Setelah dia mengucapkan kata-kata itu, dia melemparkan dirinya ke dalam nyala api Istana Weiyang yang terbakar.
Kata-kata dan tindakan Permaisuri Wang memberi gambaran sekilas tentang jiwanya.
Dia tahu bahwa apa yang dilakukan ayahnya salah, tetapi dia tidak bisa menentangnya.
Pada beberapa kesempatan dia menentangnya dengan menolak untuk menikah lagi dan berpura-pura sakit menunjukkan bahwa Permaisuri memiliki potensi untuk melawan ayahnya.
Namun, karena kepatuhannya pada wasiat ayahnya, Permaisuri Wang dipenuhi dengan penyesalan dan rasa bersalah di akhir hidupnya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR