Intisari - Online.com - Perusahaan energi milik Rusia, Gazprom PJSC mengirimkan surat kepada kliennya di Eropa bahwa mereka dapat membeli gas tanpa melanggar sanksi.
Hal ini sebagai strategi Rusia agar ekspor gas tetap berjalan.
Dilansir dari Bloomberg, Minggu (8/5), perusahaan-perusahaan Eropa berusaha keras untuk mencari tahu bagaimana mereka dapat terus membeli gas setelah Moskow menuntut pembayaran dilakukan dengan rubel namun Komisi Eropa menyebut kebijakan itu melanggar ketentuan.
Dalam surat yang diperoleh Bloomberg, Gazprom mengatakan kepada kliennya bahwa pesanan baru yang diterbitkan pada 4 Mei 2022 mendatang akan memperjelas prosedur yang ditetapkan pada keputusan awal tentang pembayaran dengan rubel.
Tidak jelas apakah kebijakan baru akan cukup untuk meredakan kekhawatiran Uni Eropa. Sebab pembuatan rekening dengan rubel dan berurusan dengan bank sentral akan melanggar sanksi.
Uni Eropa tidak berkomentar pada Sabtu kemarin.
Kebijakan baru menyebutkan mata uang asing yang diterima dari pembelian gas akan ditukarkan ke rubel melalui rekening di Pusat Kliring Nasional Rusia.
Gazprom memastikan transparansi arus kas dari pembeli asing dan mengecualikan kemungkinan pihak ketiga yang terlibat.
Prosedur seperti yang ditetapkan tampaknya mengecualikan peran bank sentral.
Gazprom tidak segera menanggapi terkait kebijakan tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin membuat pasar gas menjadi kacau ketika dia menyerukan pembayaran gas menggunakan rubel.
Polandia dan Bulgaria adalah pihak pertama yang menolak ketentuan tersebut, tetapi beberapa perusahaan Eropa terus mencari solusi yang diizinkan Komisi Uni Eropa.
KOMENTAR