Intisari-online.com - Menurut surat kabar Rusia RT, Alexey Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina.
Menyatakan bahwa, alih-alih menandatangani perjanjian damai, satu-satunya dokumen yang akan ditandatangani Kiev dengan Moskow adalah perjanjian yang akan diserahkan oleh tentara Rusia.
"Untuk Rusia, kami hanya bisa menandatangani satu perjanjian. Itu adalah komitmen Rusia untuk menyerah. Semakin cepat mereka melakukannya, semakin bermanfaat bagi negara mereka," kata Alexey Danilov seperti dikutip RT di televisi Ukraina pada 3 Mei.
Sebelumnya, Danilov mencatat bahwa Dewan Keamanan Ukraina memiliki pandangannya sendiri, dan bahwa pemerintah Zelensky yang bertanggung jawab untuk menangani negosiasi dengan Rusia.
"Kami punya pandangan sendiri. Presiden tahu posisi kami dalam hal ini," kata Danilo.
Seraya menambahkan bahwa dia yakin bahwa Presiden Zelensky tidak akan mengambil tindakan "yang melanggar konstitusi Ukraina", yang akan menjamin integritas wilayah negara Ukraina dan aspirasi untuk bergabung dengan NATO.
Mengomentari pernyataan Danilov, penasihat dekat Presiden Zelensky, Alexey Arestovich, mengatakan.
"Dia tidak hanya membuat pernyataan seperti itu. Dia adalah pejabat dengan pangkat tertinggi. Itu benar-benar kenyataan," katanya.
"Tidak akan ada kesepakatan damai dengan Rusia. Hanya ada penyerahan Rusia," tambah Alexey Arestovich.
Pada 3 Mei, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan bahwa Presiden Ukraina Zelensky tidak membutuhkan solusi damai.
"Zelensky tidak membutuhkan perjanjian damai. Baginya, perdamaian adalah akhir," kata Medvedev, menjelaskan bahwa menerima perjanjian damai berarti Zelensky akan tersingkir oleh "fasis" di Ukraina, atau akan kehilangan posisinya.
Posisi presiden di tangan pesaing karena dianggap sebagai "pecundang".
"Itu sebabnya penasihat Zelensky berkata, "Tidak akan ada kesepakatan damai," kata Medvedev.
"Di masa depan, Zelensky akan terus meminta bantuan dan senjata Barat. Dia mencoba membuktikan bahwa dia masih layak untuk dimainkan, bahwa dia adalah harapan 'dunia bebas', benteng terakhir di Eropa," kata Medvedev.