Intisari-Online.com - Alexander Agung adalah Raja Makedonia kuno yang berkuasa dari 336 hingga 323 SM.
Selama menjadi pemimpin Makedonia, ia menyatukan Yunani, membangun kembali Liga Korintus, dan menaklukkan Kekaisaran Persia.
Liga Korintus atau kadang disebut Liga Helenik, adalah sebuah federasi negara di Yunani, untuk memfasilitasi dalam menggunakan kekuatan militer terkait perangnya melawan Persia.
Saat berencana menaklukkan Kartago dan Roma, Alexander Agung yang saat itu berada di Babilonia (sekarang Irak) menghembuskan napas terakhir karena malaria.
Ia meninggal pada 13 Juni 323 SM di usia yang masih muda, 32 tahun.
Menariknya, ketika Alexander Agung meninggal di Babel, tubuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan selama enam hari penuh.
Bagi orang Yunani kuno, ini menegaskan apa yang mereka pikirkan tentang raja muda Makedonia, dan apa yang diyakini Alexander tentang dirinya sendiri.
Dilansir dari laman History, Sarah Pruitt mengatakan, “Bagi mereka, jenazah yang tidak membusuk ini menunjukkan bahwa ia bukan manusia biasa, melainkan dewa.”
Baru berusia 32 tahun, Alexander telah menaklukkan sebuah kerajaan yang terbentang dari Balkan hingga Pakistan modern.
Ketika bersiap untuk melakukan invasi lain, ia jatuh sakit dan meninggal setelah 12 hari penderitaan yang menyiksa.
Sejak itu, sejarawan telah memperdebatkan penyebab kematiannya.
Mereka melontarkan segala macam penyebab mulai dari malaria, tipus, dan keracunan alkohol. Termasuk pembunuhan oleh salah satu saingannya.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR