Sun tidak sadarkan diri selama tiga hari dan hampir tidak bisa bergerak selama dua bulan.
Namun sungguh malang, ketika Sun akhirnya bangkit dari tempat tidurnya, kaisar yang diharapkan akan dia layani telah turun tahta beberapa minggu sebelumnya.
“Dia memiliki kehidupan yang sangat tragis. Dia mengira itu berharga untuk ayahnya, tetapi pengorbanannya sia-sia,” kata Jia, di sebuah rumah yang penuh dengan buku-buku tua, koran, dan foto.
“Dia sangat cerdas dan lihai. Jika kekaisaran tidak jatuh, ada kemungkinan besar dia akan menjadi kuat,” tambah Jia.
Mantan kaisar muda yang turun takhta itu akhirnya diizinkan untuk tinggal di istana dan Sun telah bangkit untuk menjadi pelayan permaisuri ketika keluarga kekaisaran diusir begitu saja dari Kota Terlarang, mengakhiri tradisi berabad-abad dan impian Sun.
“Dia dikebiri, lalu kaisar turun tahta. Dia berhasil masuk ke Kota Terlarang kemudian Pu Yi diusir. Dia mengikutinya ke utara dan kemudian rezim boneka runtuh. Dia merasa hidup telah mempermainkannya,” kata Jia.
Banyak kasim melarikan diri dengan harta istana, tetapi Sun bertahan untuk kelangsungan hidup politik yang ternyata menjadi alat yang lebih baik untuk bertahan bertahun-tahun perang saudara dan turbulensi ideologis berikutnya.
“Dia tidak pernah menjadi kaya, dia tidak pernah menjadi kuat, tetapi dia menjadi sangat kaya dalam pengalaman dan rahasia,” kata Jia.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR