Diawasi sekian banyak orang akhirnya saya mengakhiri autopsi paling saksama yang pernah saya lakukan. Namun ironisnya, autopsi yang cermat itu, yang memberikan data paling dasar, justru menimbulkan dorongan untuk timbulnya pelbagai pertanyaan yang meragukan Sirhan sebagai pembunuh Kennedy.
Sehari setelah autopsi, seorang kriminalis dari kepolisian Los Angeles muncul di kantor saya.
"Dr. Noguchi, kami menemukan sesuatu di rambut yang dicukur dari kepala Senator Kennedy."
"Apa?"
"Sisa serbuk mesiu. Bukan cuma elemen-elemen metalik, tetapi juga benda lain yang kemungkinan jelaga."
"Jelaga?"
Baru tadi pagi saya diberi tahu oleh polisi bahwa menurut semua saksi mata yang ditanyai, Sirhan berada kira-kira semeter jaraknya dari Kennedy ketika ia menembak. Kalau ada jelaga di rambut, artinya senjata ditembakkan hanya dari jarak beberapa inci saja. Saya pelajari dengan saksama foto inframerah yang menunjukkan cukuran rambut. Saya ingat pola serbuk mesiu di kepala Kennedy. Tidak ada jelaga di telinganya. Bisa saja jelaga itu sudah dibersihkan oleh perawat sebelum Kennedy dibedah.
Saya pikir, tes balistik diperlukan untuk menentukan dari jarak berapa jelaga masih menempel pada korban. Kami mengadakan tes dengan tujuh telinga babi di markas besar polisi. Pistol ditembakkan dari jarak yang berbeda-beda 1 inci. Dari jarak 3 inci, pola serbuk mesiu yang terbentuk ternyata cocok dengan pola pada telinga kanan Kennedy, begitu pula bentuk lukanya dan partikel-partikel korban yang melekat.
Senjata yang membunuh Kennedy berada 1 inci dari telinga kanannya dan 3 inci di belakang kepalanya. Padahal tidak seorang saksi mata pun melihat Sirhan menembak dari jarak sedekat itu.
Ditembak waktu menjabat tangan koki
Kennedy ditembak dalam dapur hotel yang penuh sesak dengan manusia yang mengelu-elukannya Dari empat peluru yang ditembakkan pada Kennedy, tiga mengenai tubuhnya, satu kena pakaiannya saja. Lima orang di belakang Kennedy kena peluru dan kelima peluru itu ditemukan di tubuh mereka. Selain itu tiga peluru ditemukan di langit-langit. Jadi, ditemukan dua belas peluru, padahal senjata Sirhan hanya bisa berisi delapan peluru. Polisi yakin ada peluru yang memantul. Namun sampai ia meninggal, salah seorang korban peluru, Allard Lowenstein yang merupakan salah seorang pendukung Kennedy yang paling gigih, yakin bahwa Sirhan tidak bertindak sendirian. Peneliti pembunuhan seperti Vincent Bugliosi yang terkenal itu pun merasa pasti ada pembunuh lain di ruang itu.
Menurut saksi mata, Kennedy berjabatan tangan sambil tersenyum dengan koki, lalu dor! - lengan kanan Kennedy terangkat. Terdengar lagi beberapa tembakan. Seorang pemuda berkulit gelap menembak dari jarak 0,5 -1 m dari Kennedy. Pistolnya dipegang dengan kedua belah tangan.
Kennedy bersandar pada freezer. la menyeringai dan menutup wajahnya dengan kedua belah tangannya.
Demikian laporan Boris Yaro dari Times. Laporannya itu hampir persis dengan laporan para saksi mata lain: Sirhan menembak dari depan.
Namun bukti forensik lain lagi: Sesaat setelah Kennedy masuk ke dapur, pistol muncul 3 inci dari belakang kepalanya. Tembakan dilepaskan, penembak kabur. Kennedy mengangkat tangan kanannya dan berbalik. Tembakan-tembakan lain dilepaskan.
Sebuah peluru menembus pakaian di atas pundak, dua kena ketiak dan menembus dari arah berlainan, karena Kennedy berbalik.
Ini berarti ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, Sirhan menyerbu ke arah Kennedy, lalu menembak (tindakan itu lolos dari perhatian orang-orang lain), Kennedy berbalik dan Sirhan mundur lebih jauh. Kedua, ada orang lain yang menembak Kennedy dari dekat, lalu kabur. Sirhan menembak dari jarak tiga kaki setelah Kennedy berbalik.
Saya yakin yang pertamalah yang terjadi. Dari pengalaman, saya tahu saksi mata dalam keadaan demikian tidaklah selalu melihat kebenaran. Mereka begitu terpesona oleh tokoh terkenal itu, sehingga tidak menaruh perhatian ke tempat lain.
Namun sulit juga meyakinkan orang bahwa Sirhan berada begitu dekat dengan Kennedy, karena para saksi mata tidak melihatnya demikian. Karl Eucker, manajer hotel yang mengantar Kennedy ke dapur, merupakan orang pertama yang meringkus Sirhan dan ia yakin Sirhan tidak sempat berada terlalu dekat dengan Kennedy karena keburu ia ringkus.
Sirhan bersikeras ia bertindak sendiri. Naluri profesional saya menyatakan ia satu-satunya penembak, walaupun tidak tertutup kemungkinan adanya penembak kedua.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR