Dia dikebumikan di makam Qing Timur.
Sementara itu, tak lama setelah kematian Selir Donggo, Kaisar Shunzhi jatuh sakit hingga meninggal dunia.
Mengutip peoplepill.com, Kaisar Shunzhi jatuh ke dalam kesedihan selama berbulan-bulan setelah kematian selir kesayangannya, sampai ia terjangkit cacar pada 2 Februari 1661.
Saat itu, penyakit cacar merupakan penyakit yang sangat menular dan menjadi endemik di Tiongkok, dan orang Manchu tidak memiliki kekebalan terhadapnya.
Baca Juga: Inilah Peran Indonesia di ASEAN, Termasuk Tempat Sekretariat ASEAN!
Baca Juga: Inilah Peran Indonesia di ASEAN, Termasuk Tempat Sekretariat ASEAN!
Pada 4 Februari 1661, pejabat Wang Xi (orang kepercayaan kaisar) dan Margi (seorang Manchu) dipanggil untuk datang ke samping tempat tidur kaisar untuk mencatat wasiat terakhirnya.
Pada hari yang sama, putra ketiganya yang berusia tujuh tahun, Xuanye, dipilih sebagai penggantinya, mungkin karena dia telah selamat dari penyakit cacar.
Xuanye sendiri yang memerintah selama enam puluh tahun dengan nama era "Kangxi" (karenanya ia dikenal sebagai Kaisar Kangxi ).
Kaisar meninggal pada 5 Februari 1661 di Kota Terlarang pada usia dua puluh dua.
Dia dikebumikan di tempat yang kemudian dikenal sebagai Makam Qing Timur, 125 kilometer (75 mil) timur laut Beijing.
Itu merupakan salah satu dari dua kuburan kekaisaran Qing.
Makamnya adalah bagian dari kompleks mausoleum Xiao (dikenal di Manchu sebagai Hiyoošungga Munggan), yang merupakan mausoleum pertama yang didirikan di situs tersebut.
Lebih sedikit dokumen yang bertahan dari era Shunzhi daripada dari era dinasti Qing selanjutnya, sehingga era Shunzhi adalah periode yang relatif sedikit diketahui dalam sejarah Qing.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR