Pasokan bahan bakar mentah akan habis.
Inflasi meningkat 15% dan semua ujian sekolah telah dibatalkan, berdampak pada jutaan murid sekolah.
Hal ini terjadi karena printer tidak punya mata uang asing yang diperlukan untuk membayar kertas impor itu.
Tahun ini, Sri Lanka harus membayar kembali USD 7 miliar dalam utang luar negeri mereka walaupun mereka tidak punya sumber daya pertukaran asing untuk mengimpor susu bubuk untuk bayi.
Cadangan Sri Lanka telah turun 70% selama 2 tahun ini, dengan angka bank pusat mengindikasikan negara itu telah memiliki USD 2.31 miliar di cadangan resmi mereka Februari lalu.
Presiden Gotabaya Rajapaksa, yang punya cengkeraman kekuatan politik di negara itu bersama dengan saudaranya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, Menteri Keuangan Basil Rajapaksa dan Menteri Irigasi Chamal Rajapaksa, sebelumnya telah bersikeras mencari bantuan IMF.
Namun, minggu lalu, presiden membalikkan arah, mengatakan ia telah memutuskan bekerja dengan IMF setelah bertemu dengan seorang delegasi IMF.
"Kami akan mendiskusikan dengan otoritas mengenai bagaimana cara terbaik kami membantu Sri Lanka maju," ujar jubir IMF Gerry Rice dalam pernyataan kepada wartawan di ibu kota Sri Lanka.
Kekacauan ekonomi ini jadi yang terburuk sepanjang kehidupan warga Sri Lanka.
Keputusan untuk terjun ke pertanian organik tahun lalu oleh pemerintah berubah jadi sebuah bencana.
Larangan untuk memakai semua pupuk kimia tanpa mengajari petani-petani Sri Lanka, memimpin pada meroketnya harga pangan dan kekurangan pangan.
Walaupun kebijakan ini sudah dibalik secara sebagian di Desember lalu, kerusakan telah terjadi.
KOMENTAR