'1984' dan 'A Brave New World': Saat Masyarakat Berada di Bawah Kendali Penuh Perusahaan, Birokrasi, dan Teknologi (1)

Bramantyo Indirawan

Editor

'1984' dan 'A Brave New World': Saat Masyarakat Berada di Bawah Kendali Penuh Perusahaan, Birokrasi, dan Teknologi (1)
'1984' dan 'A Brave New World': Saat Masyarakat Berada di Bawah Kendali Penuh Perusahaan, Birokrasi, dan Teknologi (1)

Intisari-Online.com – Sebuah buku fiksi dapat memberikan ide dan gagasan yang signifikan pada sebuah jaman. Berbentuk kritik atau paparan keadaan sosial, 1984 karya George Orwell dan A Brave New World karya Aldous Huxley menjadi dua buku yang memberikan refleksi beserta kritik kepada masyarakat dan negara.

Buku itu menceritakan dua distopia berbeda, dua sudut pandang jauh berbeda yang seakan bertolak belakang. Disamakan dengan konsep “distopia” keduanya menggambarkan kondisi dunia dengan penguasaan tinggi negara terhadap masyarakat.

Apabila utopia adalah tempat atau kondisi sempurna secara ideal dalam hal politik, hukum, norma, dan kondisi, distopia menggambarkan masa depan dengan pengontrolan masyarakat yang diatur oleh perusahaan, birokrasi, teknologi, moral, atau kontrol totaliterian.

Ya, keduanya adalah karya fiksi yang tidak lekang oleh waktu yang menceritakan masa depan dengan distopia mereka masing-masing. Stuart McMillen telah membuat komparasi keduanya melalui sebuah komik yang cukup informatif. Dengan informasi kedua buku, komik McMillen, serta situs seperti pensnest.co.uk dan highexistence.com, berikut adalah perbandingan distopia Orwell dan Huxley:

1. Pembatasan buku

George Orwell dalam buku 1984 memberikan gambaran masyarakat yang dikekang oleh pemerintahan totaliter dengan pembatasan berbagai hal seperti informasi. Dalam buku itu, membaca buku dibatasi hingga dilarang di dunia fiktif yang dibuat oleh Orwell. Hal ini kadang terjadi dalam sebuah rezim otoriter, totaliter, dan negara fasis yang menyaring informasi.

Sedangkan Aldous Huxley memberikan gambaran ilusi dan kontrol terhadap kebebasan yang dibuat oleh sebuah pemerintahan gabungan besar. Bagaimana buku ini menceritakan pengambilan informasi dari buku? Ia menganggap bahwa tidak ada alasan untuk melarang pembacaan buku karena masyarakat tidak memiliki keinginan untuk membaca.

Masyarakat seakan diberikan banyak pilihan informasi dan apabila merefleksikan ke sebuah demokrasi kita bisa memilih hiburan apa pun. Denfgan mayoritas masyarakat memilih segala hal visual yang tersaji di layar dibandingkan membaca buku. Contoh mudahnya adalah televisi dan layar telepon pintar.

2. Penyebaran informasi

Orwell memberikan gambaran sebuah masyarakat yang mendapatkan distorsi informasi dari pihak pemerintahan. Ia memberikan peringatan dan semacam ketakutab bahwa masa depan informasi akan dirampas serta dimanipulasi oleh mereka.

Bagaimana dengan Huxley dan A Brave New World? Informasi bebas beredar tanpa batas. Saking banyaknya informasi kita akan mengasingkan diri kita hingga meningkatkan ego dan menjadi pasif. Berbagai negara dan globalisme membuat informasi seperti berita tidak penting bermunculan, terkenal, dan sulit untuk dibatasi apabila merefleksikan ke dunia kita sekarang.

Penjelasan distopia kedua buku beserta perbedaannya masih cukup banyak, cukup penasaran apalagi yang mereka kritik dan seakan ramalkan? Mari simak bagian kedua untuk lanjutan dari berbagai poin-poin penting buku yang bertolak belakang dalam melihat serta mengkritisi masa depan.