Intisari-Online.com – Ratu Zhuang Fanji hidup selama periode Musim Semi dan Gugur, sebuah era di mana negara bagian Jin, Qin, Qi, dan Chu memisahkan diri dari dinasti Zhou yang berkuasa, dan membentuk dinasti mereka sendiri.
Ratu Zhuang Fanji dikenal sebagai negarawan yang berbudi luhur dan cakap.
Banyak sejarawan yang mengaitkan Fanji dengan mengubah kerajaan Chu yang lemah menjadi negara adidaya.
Ratu Zhuang Fanji juga menjadi subjek populer dalam sastra China.
Ratu Zhuang Fanji lahir pada tahun 652 SM, dengan nama belakangnya adalah Ji, dan keluarganya berasal dari wilayah Fan.
Dia menikah dengan Raja Zhuang dari Chu dan menjadi ratunya pada tahun 611 SM.
Sepanjang pemerintahannya menjadi ratu, suaminya memiliki banyak selir, namun, Ratu Zhuang Fanji tidak pernah cemburu pada selirnya dan berperilaku dengan cara yang pantas sebagai istri yang saleh.
Dia bahkan mencarikan selir tambahan untuk suaminya.
Dia membuat suasana istana tetap damai.
Pada tahun-tahun awal pemerintahan Raja Zhuang, dia mengabaikan tugas resminya untuk kegiatan rekreasi seperti berburu dan bepergian.
Ratu Zhuang Fanji terus-menerus mendesak raja untuk fokus pada kerajaannya dan memerintah dengan lebih efisien.
Namun, Raja Zhuang menunjuk Yu Qiuzi yang tidak efisien sebagai perdana menterinya.
Sementara, Ratu Zhuang Fanji mendesak suaminya untuk menggantikan Yu Qiuzi dengan menteri yang lebih cakap.
Setelah terlalu sering dibujuk, akhirnya Raja Zhuang menggantikannya dengan Shu Aosun, yang dikenal karena ‘moralitas dan kemampuannya’.
Akhirnya Shu Aosun ini berhasil membantu Chu menjadi kerajaan yang berkembang dan terkemuka.
Pada tahun 601 SM, Raja Zhuang meninggal, kemudian digantikan oleh putra Ratu Fanji, Xiong Shen, melansir History of Royal Women.
Sayangnya, kehidupan selanjutnya tidak diketahui, hanya saja makam Raja Zhuang berada di daerah Jiangling.
Ratu Fanji dikenal sebagai penasihat raja yang bijaksana.
Melalui bimbingannya, Raja membiarkan Chu menjadi salah satu kekuatan teratas di periode Musim Semi dan Musim Gugur.
Sejarawan resmi Chu menulis bahwa ‘Zhuang mampu menguasainya atas orang lain karena Fanji berusaha keras’.
Sejak itu, Fanji ditampilkan secara menonjol dalam literatur China.
Yu Jinfeng, seorang administrator Qing, menulis di makamnya bahwa ratu adalah ‘Seorang Wanita yang Berbudi Luhur’.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari