Intisari-Online.com - Pendidikan komando yang biasa dijalani para prajurit TNI untuk digembleng menjadi pasukan khusus (elite) merupakan pendidikan yang sangat keras dan terkesan ‘brutal’ .
Di mata orang awam pendidikan komando TNI yang biasanya berlangsung selama 3 bulan ini memang terkesan ‘brutal dan menakutkan’.
Pasalnya seorang siswa yang sedang merayap di lumpur sambil menggendong ransel dan senjata dalam posisi siap tembak, kiri kanannya ditembaki senjata berpeluru tajam oleh para pelatihnya tanpa kenal kompromi.
Artinya siswa pendidikan komando harus tetap merayap lurus dan fokus seperti dalam pertempuran yang sesungguhnya .
Yakni pertempuran yang memang berlangsung kejam dan brutal.
Penulis yang melihat sendiri ketika meliput dan terlibat langsung dalam pendidikan siswa komando prajurit Paskhas di kawasan Ciwedey, Ranca Upas, Bandung (Oktober 2009), melihat sendiri ‘kekejaman’ itu.
Misalnya, jika siswa sampai melakukan pelanggaran disiplin, bisa dihukum untuk lari mendaki bukit dengan beban ransel di punggung sambil memegang senjata AK-47 meskipun kondisinya sudah tampak lelah sekali.
Atau seorang siswa komando yang sudah cedera kakinya dan hanya bisa berlari sambil terpincang-pincang tetap dibiarkan mengikuti pendidikan komando asal masih merasa mampu.
Atau jika tidak mampu siswa yang cedera itu bisa mengundurkan diri dan mengikuti pendidikan komando lagi di tahun berikutnya.
Tapi rata-rata siswa yang cedera terus berusaha mengikuti pendidikan komando hingga lulus karena untuk mengulang di tahun depannya secara mental mungkin tidak siap.
Pendidikan Komando memang merupakan pendidikan militer yang sangat keras dan penuh disiplin karena prajurit umumnya digembleng untuk terbiasa dalam situasi peperangan yang sebenarnya.
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR