Susah Payah Dibangun, Jutawan Ukraina Minta Rumah Barunya Dibom Setelah Tahu Pasukan Rusia Lakukan Hal Ini pada Rumahnya

Tatik Ariyani

Editor

(ilustrasi) Pasukan Rusia
(ilustrasi) Pasukan Rusia

Intisari-Online.com -Pada Senin (18/4/2022), Rusia mulai menerobos ke wilayah Donbas timur Ukraina, setelah menghadapi oposisi Ukraina yang sengit di fase pertama perang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa "sebagian besar dari seluruh tentara Rusia sekarang fokus pada serangan ini".

Selama invasi, tentara Rusia pun menggunakan properti setempat untuk dijadikan pangkalan.

Seorang jutawan Ukraina mengatakan dia meminta militer negaranya untuk mengebom rumah barunya.

Hal itu dikatakannya setelah mengetahui propertinya digunakan sebagai pangkalan bagi pasukan Rusia.

Andrey Stavnitser, CEO perusahaan IT Ukraina, mengatakan kepada Good Morning Britain bahwa dia mengetahui pasukan Rusia menyita propertinya di dekat Irpin, Ukraina, awal bulan lalu setelah dia meninggalkan negara itu ke Polandia.

Dilansir dari Newsweek pada Senin (18/4/2022), Stavnitser mengatakan pasukan menerobos rumahnya dan menyandera staf keamanannya dengan, menginterogasi dan membuka pakaian mereka.

Para staf akhirnya, dikirim ke hutan tanpa telepon atau koneksi ke dunia luar.

Stavnitser mengatakan, "Selama dua hari, mereka harus berjalan pulang, tanpa telepon atau koneksi. Setelah dua hari, mereka menghubungi kami dari tempat yang aman dan memberitahu kami apa yang terjadi."

Stavnitser mengatakan dia kemudian dapat melacak tentara Rusia melalui kamera keamanan kecil yang tertinggal di dalam rumah.

"Mereka menghancurkan sebagian besar kamera di dalam rumah, namun, ada satu webcam kecil amatir yang masih berfungsi dari waktu ke waktu ketika listrik menyala," jelasnya.

Stavnitser mengatakan dia melihat rekaman pasukan menurunkan barang-barang yang dijarah dari rumah orang lain dan membawanya ke rumahnya sendiri.

Dia juga memperhatikan bahwa militer Rusia mulai menggunakan rumahnya, yang terletak di luar Kyiv, sebagai tempat strategis untuk menyerang ibu kota.

"Ada 12 kendaraan militer di wilayah saya, termasuk peluncur roket, granat, dan tornado, yang mereka gunakan untuk menembak ke Kyiv," kata Stavnitser.

"Mereka pada dasarnya mulai menembaki Kyiv dari rumah saya."

Stavnitser mengatakan dia dengan cepat menghubungi militer Ukraina dan meminta mereka untuk menghancurkan rumah itu, meskipun itu baru dan dia telah "berusaha keras" untuk membangunnya.

"Itu adalah keputusan yang jelas bagi saya," katanya kepada program berita Inggris itu.

"Tidak banyak yang dapat Anda lakukan untuk membantu militer Ukraina, dan itu adalah salah satu peluang yang saya miliki," katanya.

"Saya ingin melakukan segala yang mungkin untuk membantu Ukraina menang karena saya pikir kami menjaga keamanan Eropa. Penting bagi kami untuk mengusir mereka (Rusia) dari tanah kami. Itu hanya bagian kecil yang bisa saya lakukan," sambungnya.

Selain itu, Stavnitser juga menggemakan permohonan Zelensky kepada negara-negara Barat untuk memberikan bantuan militer dalam wawancara Good Morning Britain, mengatakan bahwa saat ini, hal terpenting yang dibutuhkan Ukraina adalah dukungan militer.

"Kami sangat tangguh dan berani, namun kami kalah jumlah. Orang-orang ini masih tentara yang besar dan kami masih negara kecil dengan tentara yang relatif kecil. Jadi kami membutuhkan bantuan militer sebanyak mungkin," katanya.

Stavnitser menambahkan bahwa Zelensky, yang dia kenal secara pribadi, telah menjadi pemimpin yang kuat dan berani.

"Saya harus mengatakan bahwa orang ini luar biasa. Dia benar-benar mengatur tempo untuk semua orang, terutama untuk militer. Dia memiliki banyak keberanian, dia sangat berani. Sejujurnya saya sangat bangga memiliki presiden seperti itu," kata dia.

Baca Juga: Terakhir Digunakan Tahun 1970-an, Ternyata Rusia Gunakan Senjata Berbahaya yang Konon Bisa Mengoyak Daging Manusia, Ukurannya Cuman 3 Cm Tetapi Sangat Mengerikan

Baca Juga: Padahal Perang Rusia-Ukraina Sudah Bikin Ekonomi Dunia Kocar-kacir, Siapa Sangka Justru China yang Disebut Bisa Jadi Biang Keladi Resesi Dunia, Kok Bisa?

Artikel Terkait