Intisari-Online.com - Hampir dua bulan lamanya perang Rusia dan Ukraina berlangsung, akhirnya NATOdan Amerika Serikat (AS) membantu Ukraina.
Tak tanggung-tanggung, NATOdan Amerika Serikat (AS)menyerahkan kargo senjata senilai 615 juta Poundsterling (Rp11,5 triliun) ke Ukraina.
Diharapkan semua itu bisa menghancurkan pasukan Vladimir Putin dalam perang Rusia dan Ukraina.
Selain itu, AS jugaberencana untuk melatih pasukan Ukraina tentang cara menggunakannya.
Para pejabat Pentagon yakin pelatihan tersebut, yang akan berlangsung di luar negeri, tidak akan memakan waktu lama.
Ini karena militer Ukraina sudah memiliki pengalaman menggunakan amunisi serupa.
Salah satu kargo senjata yang dikirim adalahsistem artileri howitzer.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan AS menyediakan howitzer 155mm dan 40.000 peluru, tetapi Ukraina sudah memiliki pengalaman dengan varian 152mm.
Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (20/4/2022), Pentagon mengkonfirmasi putaran terakhir bantuan militer AS mulai tiba di Ukraina selama akhir pekan.
Selain kargo senjata dansistem artileri Howitzer, bantuan keamanan juga termasukkendaraan personel lapis baja dan senjata lainnya.
Ini juga termasuk drone Switchblade, lebih banyak rudal anti-tank Javelin, dan pengangkut personel lapis baja.
Sebanyak lima penerbangan kiriman paket bantuan diyakini telah tiba di wilayah tersebut.
Dalam jumpa pers, Kirby mengatakan Departemen Pertahanan mengharapkan untuk mulai melatih pelatih Ukraina di luar Ukraina tentang cara menggunakan Howitzer AS dalam beberapa hari mendatang.
Para pelatih Ukraina kemudian akan kembali ke Ukraina dan melatih lebih banyak pasukan.
"Mereka [militer Ukraina] tidak menggunakan howitzer Amerika dalam artileri," ungkap Kirby.
"Tapi mereka mengerti bagaimana menggunakan artileri."
"Sehingga kami percaya pelatihan tidak akan memakan waktu lama atau membutuhkan banyak pelatihan yang mendetail untuk mempercepat mereka paham dengan howitzer AS."
"Sebab artileri AS tidak berbeda dengan artileri lainnya. Garis dasar sistemnya sama."
Diketahui kini pasukan Rusia telah memfokuskan kembali wilayah Donbas di timur Ukraina setelah gagal merebut Kiev.
Menurut Kirby, Rusia sekarang melakukan "operasi pementasan" yang melibatkan "pengaturan kondisi untuk manuver darat yang lebih agresif, lebih terbuka dan lebih besar" di timur.
Pertarungan di wilayah itu diperkirakan akan lebih mengandalkan kendaraan lapis baja dan sistem artileri daripada di wilayah lain.
Ini karena medan di tenggara Ukraina lebih datar dan terbuka lebar.
Tidak heranartleri adalah item tertentu yang diminta Ukraina.