Intisari-Online.com - Pada masaKerajaan China,sangat jarang orang berani melawanKaisar China.
Sebab diKerajaan China, jika ada yang berani melawan otoritas Kaisar China, maka dia akan dibunuh.
Cara dibunuhnya juga sangat kejam.
Misalnyapemotongan perlahan bagian tubuh mereka dari waktu ke waktu.
Dimulai dengan mata kemudian pindah ke telinga, hidung, lidah, jari tangan, jari kaki, dan alat kelamin.
Di bawah pemerintahan Ming, kasus kematian ini menjadi kematian dengan 3.000 luka, dan butuh beberapa hari untukmembunuh para korban.
Dan metode ini sangat disukai oleh Kaisar Yongle, yang memerintah dari tahun 1402 hingga 1424.
Dilansir dari thevintagenews.com pada Selasa (19/4/2022), Kaisar Yongle merebut tahta dari keponakannya, Kaisar kedua Jianwen, yang tewas ketika istana kekaisarannya dibakar oleh anak buah Yongle.
Untuk memperkuat otoritas Yongle sebagai Putra Surga yang baru — sebagaimana para kaisar menyebut diri mereka sendiri — dia memerintahkan agar istana baru, Kota Terlarang, diperbesar.
Dengan lebih dari 9.000 kamar yang menempati 180 hektar, itu tetap menjadi kompleks istana terbesar di dunia.
Selama 15 tahun pembangunannya, lebih dari satu juta pekerja dikerahkan untuk mengumpulkan bahan bangunan dari seluruh China.
Termasuk lempengan marmer besar yang diangkut melintasi es di bagian utara yang membeku.
Jika ada batu yang cacat, mereka yang mengirimkannya dipukuli atau diiris perlahan.
Hukuman yang sama akan dijatuhkan kepada mereka yang gagal menunjukkan rasa hormat kepada Yongle.
Salah satu tindakan paling biadab pada masa pemerintahannya terjadi pada tahun 1421 ketika dia mengetahui bahwa seorang selir kesayangannya telah bunuh diri setelah ketahuan berbagi ranjang dengan seorang kasim.
Kaisar Yongle tidak bisa menerima pengkhianatan seperti itu.
Sebagai pembalasan, dia memerintahkan agar 2.800 selirnya ditikam sampai mati oleh penjaga istana.
Pembunuhan itu membuat lantai harem kerajaan berlumuran darah.