Penulis
Intisari-Online.com - Bicara soal kekaisaran China kuno, nama Dinasti Ming tentu tidak bisa dilupakan.
Dinasti Ming adalah dinasti yang berkuasa di Chinadari tahun 1368 hingga 1644 setelah runtuhnya Dinasti Yuan yang dipimpin oleh Mongol.
Bahkan Dinasti Ming adalah dinasti kekaisaran terakhir China yang diperintah oleh China Han.
Meski begitu, Dinasti Ming dikenal sangat kejam dansalah satu yang paling bejat dalam sejarah.
Alasannya karena para pemimpinnya yang kejam memerintahkan kematian ribuan wanita muda di harem mereka.
Beberapa selir terpaksa bunuh diri setelah kematian kaisar.
Begini beberapa kisah mereka seperti dilansir dari dailymail.co.uk pada Sabtu (16/4/2022).
Pada malam mereka ditakdirkan untuk mati, para selir muda yang cantik disuguhi satu makanan terakhir di ruang makan mewah di Kota Terlarang.
Di samping canape yang berharga seperti indung telur kuda putih, konon juga disajikan burung pipit goreng dan tumis organ kelamin keledai jantan.
Namun, tamu kehormatan pada kesempatan khusus ini tidak mungkin merasa lapar.
Ke-30 gadis itu adalah favorit Kaisar Ming Yongle.
Setelah kematiannya pada musim panas 1424, mereka telah diberikan kotak sutra berwarna merah darah yang ditakuti oleh setiap anggota harem kerajaan.
Itu menandakan mereka telah dipilih untuk menunjukkan kesetiaan abadi mereka kepada Kaisar Yongle dengan mengikutinya ke kuburnya.
Seorang utusan yang berkunjung mencatat bagaimana para korban yang malang ini dibawa ke sebuah aula besar.
Di sana mereka disuruh berdiri di atas ranjang kayu sebelum menggantung diri mereka dengan jerat sutra yang menjuntai di atas mereka.
Pemandangan mayat-mayat lemah mereka yang bergoyang ditiup angin malam yang sejuk pasti sangat menyedihkan.
Tapi itu adalah ukuran kekejaman penguasa Dinasti Ming.
Malahan mereka mungkin dianggap hampir beruntung karena metode 'bunuh diri' khusus ini dipilih untuk mereka.
Sebab kaisar lain lebih kejam lagi.
Ketika seorang kaisar meninggal, maka biasanya paraselir dipaksa untuk membakar diri atau dikubur hidup-hidup di makam tuannya.
Kebiadaban seperti itu menghadirkan gambaran yang sangat berbeda tentang pemerintahan Dinasti Ming.
Dinasti Mingmenggunakan tiraninya atas China selama hampir 300 tahun. Ada beberapa kejadian yang dikenal.
Misalnya sebuah harta karun abad ke-15 yang diproduksi di Jingdezhen, sebuah kota metropolitan tenggara yang merupakan ibu kota porselen China.
Seorang misionaris Prancis yang mengunjungi Jingdezhen menggambarkan sebuah kota dengan 3.000 tungku pembakaran yang menyala siang dan malam.
Tetapi tidak ada kehidupan yang menyenangkan bagi para pekerja di pabrik-pabrik di bawah.
Untuk memenuhi tuntutan kaisar akan porselen Jingdezhen, para kasim yang menjalankan tempat pembakaran kekaisaran memaksa para pekerja untuk bekerja keras lebih lama lagi dalam panas yang tak tertahankan.
Kondisi ini mengakibatkan kematian karena kelelahan.
Akhirnya terjadi kerusuhan. Sebagai bentuk protes pamungkas, seorang pembuat tembikar bernama Dong Bing dilaporkan melemparkan dirinya ke tempat pembakaran.