Terakhir Digunakan Tahun 1970-an, Ternyata Rusia Gunakan Senjata Berbahaya yang Konon Bisa Mengoyak Daging Manusia, Ukurannya Cuman 3 Cm Tetapi Sangat Mengerikan

Mentari DP

Editor

Aksi tentara Rusia di kota Bucha di Ukraina.
Aksi tentara Rusia di kota Bucha di Ukraina.

Intisari-Online.com -Beberapa minggu setelah tentara Rusia mundur dari kota Bucha di Ukraina, sebuah fakta terungkap.

Kota Bucha di Ukraina mendadak menjadi tempat di mana ratusan warga sipil tewas selama sebulan.

Lalu penduduk setempat pun menceritakan apa yang dilakukan tentara Rusia.

Salah satunya tentang penggunaan proyektil yang biasa digunakan dalam Perang Duniake-1 dan di Vietnam.

Ini adalah jenis senjata yang jarang terlihat dalam konflik modern. Senjata apa yang dimaksud?

Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (20/4/2022), dikenal sebagai fléchette, mereka terlihat seperti anak panah kecil.

Tapi desainnya konon dapat mencabik-cabik daging manusia.

"Jika Anda melihat lebih dekat ke tanah di sekitar rumah saya, Anda akan menemukan lebih banyak darisenjata itu," ceritaSvitlana Chmut, seorang warga.

Pria berusia 54 tahun itu mengatakan kepada The Washington Post bahwa peluru artileri Rusia yang membawa anak panah meledak di suatu tempat di atas halamannya beberapa hari sebelum Rusia mundur pada 31 Maret.

Dan daerah itu langsung dipenuhi oleh ribuan senjata berbahaya.

Dengan panjang hanya tigacm dan berbentuk sempit, fléchette menyerupai panah kecil yang memiliki stabilitas aerodinamis yang hebat.

Sebuah versi dari mereka dijatuhkan dari pesawat dalam Perang Duniake-1 dan digunakan oleh Amerika Serikat (AS) dalam Perang Vietnam.

Pada 1970-an, senjata itu memicu kekhawatiran di antara organisasi-organisasi internasional.

Namun, karena hampir tidak digunakan setelah Vietnam,banyak yang melupakan senjata ini.

Nah, tentang penggunaannya dalam perang di Ukraina, Amnesty International mengatakan senjata jenis initidak boleh digunakan di wilayah sipil.

Diketahui, pertempuran di Bucha merupakan kecaman palingkeras atas tindakan Rusia di Ukraina.

Sebab para pemimpin global mengatakan mereka yakin Rusia telah melakukan kejahatan perangdi sana.

Lebih dari 360 warga sipil diketahui telah kehilangan nyawa mereka selama periode yang dihabiskan pasukan Rusia di sana.

Sementara sekitar 260-280 dikubur di kuburan massal oleh penduduk lain, menurut Wakil Walikota Taras Sapravskyi.

Kini,tim forensik sedang mencari bukti bahwa kejahatan perang dilakukan dengan menggali kuburan massal yang berisi mayat warga sipil yang tewas.

Baca Juga: Seisi Eropa Menahan Napas, NATO dan Amerika KirimKargo Senjata SenilaiRp11,5 Triliun ke Ukraina, Isinya Dijamin Bisa Bikin Pasukan Rusia Kocar-kacir

Artikel Terkait