Gara-Gara AS Kirim Senjata Miliiter Seharga Rp11 Triliun,Pejabat Amerika Malah Bocorkan Dampak Mengerikan Perang Rusia-Ukraina yang Disebut Bisa Makin Memanas

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

AS mentransfer howitzer M777 tentara Ukraina, kaliber 155mm.
AS mentransfer howitzer M777 tentara Ukraina, kaliber 155mm.

Intisari-online.com - Rusia minggu ini secara resmi mengajukan protes terhadap transfer AS dari serangkaian senjata baru ke Ukraina.

Termasuk senjata berat, memperingatkan "konsekuensi yang tidak terduga" jika operasi dukungan ini berlanjut.

Hal ini diungkapkan oleh dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CNN.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengirim catatan minggu ini, ketika AS mengumumkan paket bantuan militer baru senilai 800 juta dollar AS (Rp11 miliar) untuk Ukraina.

Senjata yang akan dikirim ke Ukraina oleh AS dalam beberapa hari ke depan termasuk 11 helikopter Mi-17, 18 howitzer 155mm dan 300 drone bunuh diri Switchblade, di antara amunisi dan senjata lainnya.

Sebuah sumber yang memiliki akses ke catatan itu mengatakan kepada CNN bahwa keberatan Rusia diharapkan.

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Rusia dapat bertindak lebih agresif dengan senjata yang didukung AS untuk Ukraina.

Menurut pejabat yang tidak disebutkan namanya, tanggapan Rusia membuktikan bahwa senjata AS yang ditransfer ke Ukraina telah berhasil.

Baca Juga: Termasuk Punya Cadangan Gas Terbesar di Dunia, Vladimir Putin Ungkap Bahaya Mengerikan Negara-Negara yang Ogah Beli Gas Dari Rusia, Dunia Bisa Terancam Hal Ini

Dalam hal ini membuat Rusia semakin mengungkapkan keprihatinan tentang senjata berat seperti howitzer.

"Rusia tidak perlu mengirim catatan jika kegiatan bantuan militer AS tidak menimbulkan ancaman di medan perang bagi pasukan Rusia," kata pejabat AS itu kepada CNN, yang berbicara dengan syarat anonim.

Menurut CNN, pengiriman senjata pertama dalam paket dukungan 800 juta dollar AS akan tiba di Ukraina pada 16 April.

AS mengirimkan senjata ke perbatasan dan pasukan Ukraina langsung menerimanya, menurut CNN.

"Ini adalah pertama kalinya kami memasok Ukraina dengan howitzer 155mm dan sejumlah besar peluru yang menyertainya, konsisten dengan acara mendatang di Ukraina timur," kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataan, 13 April.

Artikel Terkait