Intisari-Online.com - "Saya pikir dia (Presiden Rusia Vladimir Putin) adalah penjahat perang," kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden kepada wartawan di Gedung Putih pada pekan lalu.
Pernyataan Biden tidak hanya mengubah sifat percakapan, tetapi mungkin telah menandai perubahan besar dalam cara pandang Gedung Putih.
Melansir Kompas.com, pada hari Senin (21/3/2022), juru bicara Pentagon John Kirby menggandakan tuduhan itu.
"Kami tentu melihat bukti yang jelas bahwa pasukan Rusia melakukan kejahatan perang dan kami membantu mengumpulkan bukti itu," ujarnya.
Pekan lalu, pensiunan Jenderal Angkatan Darat AS Ben Hodges berbicara kepada program DW ''Zona Konflik'' dan memaparkan kasus terukurnya untuk intervensi.
"Apa yang terjadi di Ukraina tidak terbatas pada Ukraina--dan maksud saya bukan rudal nyasar melewati perbatasan."
"Saya berbicara tentang apa yang dilakukan Putin, apa dampaknya terhadap Eropa, stabilitas dan keamanan di Eropa ... Saya pikir NATO harus mengambil pandangan yang lebih luas tentang ini."
Menurut perkiraan sang jenderal, keadaan Ukraina saat ini mirip dengan negara-negara Barat yang gagal melindungi warga sipil dalam konflik sebelumnya.
Meski begitu pada tahun 2017 silam, AS menyebut bahwa negaranya sama saja dengan Rusia.
Donald Trump pada waktu itu membela Vladimir Putin dari tuduhan bahwa dia adalah seorang pembunuh, dengan mengatakan kepada Fox News :
“Ada banyak pembunuh. Apakah Anda kira negara kita suci?”
Trump menempatkan AS dan Rusia pada landasan moral yang sama dalam sebuah wawancara yang disiarkan Super Bowl pada tahun 2017 silam.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR