Bukannya Kalah atau Gagal Rusia Tarik Dua Pertiga Pasukan dari Kyiv, Pejabat Pentagon Ungkap Alasan Rusia Sebenarnya

Tatik Ariyani

Editor

(Ilustrasi) Perang Rusia dan Ukraina - Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky
(Ilustrasi) Perang Rusia dan Ukraina - Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com -Hingga kini, invasi Rusia di Ukraina yang dimulai pada 24 Februari lalu masih berjalan.

Dengan perlawanan yang kuat dari pasukan dan sipil Ukraina, hingga kini Rusia belum mampu merebut Kyiv, ibu kota Ukraina.

Yang terbaru, Rusia dilaporan telah menarik dan memposisikan ulang sekitar dua pertiga pasukannya di sekitar Kyiv.

Pada Senin (4/4/2022), pejabat senior Pentagon mengatakan, Rusia menarik sekitar dua pertiga pasukannya di sekitar Kyiv untuk menyusun ulang kekuatan.

Sebagian besar pasukan Rusia dikirim kembali ke Belarus dengan rencana untuk ditempatkan kembali di tempat lain di Ukraina.

Dikutip dari AFP, pejabat yang tidak menyebut nama itu mengatakan, "Mereka menyisakan sekitar sepertiga dari pasukan yang telah mereka susun untuk melawan Kyiv."

“Kami mulai melihat mereka berkonsolidasi di Belarus. Apa yang terus kami yakini adalah bahwa mereka akan diperbaiki, disuplai, bahkan mungkin diperkuat dengan tenaga tambahan, kemudian dikirim kembali ke Ukraina untuk melanjutkan pertempuran di tempat lain,” tambahnya.

Pemindahan itu dilakukan setelah pasukan Ukraina melakukan serangan balik yang kuat terhadap Rusia.

Analis militer Barat menyebutkan, pengepungan Kyiv yang gagal sebagai kekalahan signifikan bagi Rusia.

Tetapi Moskwa menyiratkan bahwa pihaknya ingin memfokuskan upaya militernya di wilayah Donbass, Ukraina tenggara, lokasi pasukan separatis pro-Rusia berada.

Pejabat Pentagon tadi melanjutkan, pasukan yang ditarik belum menunjukkan tanda-tanda pindah ke Donbass.

Ia mengatakan, "Kami belum melihat mereka mulai bergerak."

Meski demikian, kata pejabat itu, Pentagon percaya Rusia sekarang akan menjadi lebih agresif di wilayah Donbass.

Pejabat itu tidak menyangkal laporan bahwa sekutu Barat Ukraina berencana memasoknya dengan tank buatan bekas Uni Soviet untuk melanjutkan serangan balik mereka terhadap pasukan Rusia.

"Kami terus berdiskusi dan berbicara dengan sekutu serta para mitra tentang bantuan keamanan untuk Ukraina," katanya.

"Tetapi keputusan tentang apa yang diberikan suatu negara kepada Ukraina adalah keputusan nasional yang harus mereka buat untuk diri mereka sendiri."

Washington menekankan bahwa mereka hanya menyediakan senjata pertahanan ke Ukraina, seperti senjata presisi untuk menghancurkan kendaraan lapis baja Rusia.

Sementara, sekitar 14 negara lain menyediakan senjata yang umumnya lebih bersifat ofensif, kata pejabat itu.

Baca Juga: Ratusan Mayat Berserakan di Mana-mana, Beginilah Pemandangan Mengenaskan Kota-kota di Ukraina yang Sempat Dikuasai Pasukan Rusia, Warga Ukraina Dibantai Dengan Cara Keji Ini

Artikel Terkait