Intisari-Online.com - Dalam sebuah pidato pada Kamis (24/2/2022),Presiden RusiaVladimir Putin menuduh Presiden UkrainaVolodymyr Zelensky sebagai"Nazi kecil".
TuduhanPresiden RusiaVladimir Putin itulah dibuktikan dengankeberadaan lambang salib pada kaus yang dikenakan oleh Presiden UkrainaVolodymyr Zelensky.
Di mana lambang salib itu diyakini olehkelompok pro-Rusia sebagaisimbol Iron Cross milik Nazi.
Sehingga itu membuktikan bahwa Zelensky adalah seorang pendukung Nazisme.
Namun benarkah hal itu?
Dilansir dari kompas.com pada Selasa (5/4/2022), tuduhan Zelensky sebagai seorang pendukung Nazisme sama sekali salah.
SebabZelensky sama sekali tidakmemakai lambang Nazi.
Namunlambang salib di kaus yang dia kenakan itu adalah lambang resmi angkatan bersenjata Ukraina.
Sangat wajarZelensky memakai lambang itu. Sebab dia adalahPanglima Tertinggi angkatan bersenjata Ukraina.
Meski berita itu hanyalah hoaks semata,Zelensky mendadak membuat heboh karena membelaBatalion Azov.
Ya, dilansir dariSputnik pada Selasa (5/4/2022),Zelensky membelaBatalion Azov, kelompok milisi neo-Nazi di Ukraina.
Alasannya sederhana. Karena mereka membela Ukraina melawan Rusia.
Masalahnya adalahnyaZelensky adalah seorangketurunan Yahudi dan hubungan Nazi danYahudi bukanlah sesuatu yang baik.
Siapa yang tidak ingat upaya Nazi yang dipimpin oleh Adolft Hitler dalam menghancurkan orang Yahudi dengan genosida pada Perang Dunia 2?
Tragedi itu dikenal sebagai Holocaust dan itu merupakan mimpi buruk bagi setiap orang Yahudi hingga hari ini.
Oleh karenanya, pembelaanZelensky terhadapBatalion Azov langsung menimbulkan pro dan kontra.
“Saya ingin Anda menjelaskan sesuatu untuk kami. Ini adalah: laporan tentang Batalion Azov," kataZelensky dalamwawancara dengan Fox News pada 1 April 2022 lalu.
"Batalion Azov dikatakan sebagai organisasi yang berafiliasi dengan Nazi."
"Tapi kelompok itu kini beroperasi di Ukraina dan mereka membali negara kami."
Dilansir dari Al Jazeera, sudah banyak yang tahu bahwa Batalyon Azov merupakan kelompok kanan garis keras.
Mereka disebut berideologi Neo-Nazi.
Tapi saat ini, Batalion Azovikut dalam pasukan perlawanan Ukraina terhadap Rusia.
Selain itu, mereka juga menjadi bagian darimilisi jalanan serta partai politik.
BahkanAl Jazeera menulis bahwa Azov mendapatkan pendanaan dari Kementerian Dalam Negeri Ukraina pada 2014.