Pada awalnya, sumber pendapatan utama adalah gading. Namun ketika permintaan karet meningkat, Leopold mengalihkan perhatiannya pada pengumpulan getah dari tanaman karet.
Penduduk asli dihukum berat jika mereka tidak memenuhi kuota produksi.
Hukuman yang umum dilakukan adalah dengan memutilasi anak-anak jika orang tua mereka tidak mengumpulkan cukup banyak karet.
Tentara sering kembali dari serangan dengan keranjang penuh dengan tangan yang dipotong.
Desa-desa yang melawan dihancurkan seluruhnya. Sementara laki-laki dipaksa mengumpulkan karet, maka tidak ada orang yang bekerja di ladang.
Selain itu, tentara akan mencuri makanan dan hewan ternak. Akibatnya, sejumlah besar orang meninggal karena kelaparan.
Leopold II menyetujui pengumpulan koloni anak. Anak-anak Kongo diculik dan dikirim ke sekolah untuk belajar bekerja atau menjadi tentara.
Kebanyakan dari mereka meninggal karena penyakit dan pawai paksa.
Belgia bukan satu-satunya negara dengan masa lalu berdarah, namun yang menarik adalah seberapa sering masa lalu kejam itu cenderung dilupakan.
Baca Juga: Apa itu KAA? Beginilah Penjelasan Mengenai Konferensi Asia Afrika
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR