Namun, setelah dua minggu perang Rusia-Ukraina tak kunjung mereda tampaknya Jerman berubah pikiran.
Menurut 24h.com.vn, setelah Polandia, Jerman, suara terkemuka di NATO, juga menerima pertanyaan tentang kemungkinan memasok jet tempur ke Ukraina untuk berurusan dengan militer Rusia.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pesawat-pesawat tempur itu "bukan bagian" dari bantuan militer yang diberikan Jerman kepada Ukraina.
"Kami menyediakan Ukraina dengan semua peralatan dan senjata militer yang mungkin. Kami selalu mempertimbangkan dengan sangat hati-hati apa yang bisa membantu dan petarung jelas tidak ada di antara mereka," kata Olaf Scholz pada 9 Maret.
Sebelum itu, ada beberapa spekulasi bahwa, jika Polandia menolak untuk memasok pesawat tempur seri MiG ke Ukraina, Jerman akan menjadi pihak yang melakukannya.
Pernyataan Olaf Scholze muncul hanya beberapa jam setelah Washington menolak gagasan Polandia bahwa mereka akan mengirim jet tempur ke pangkalan Amerika di Jerman, setelah itu senjata akan dikirim ke Ukraina.
Menurut Olaf Scholze, proposal Polandia menimbulkan "keprihatinan serius" tentang keamanan NATO.
Pentagon juga menganggap bahwa proposal Polandia tidak dapat diterima.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa Warsawa tidak dapat secara langsung mentransfer jet tempur ke Ukraina karena tidak ingin terseret ke dalam konflik dengan Rusia.
"Polandia bukan pihak dalam konflik. Kami ingin Rusia dan Ukraina memiliki perdamaian sesegera mungkin. NATO juga bukan pihak dalam perang," kata Morawiecki, menekankan bahwa keputusan untuk mentransfer jet tempur ke Ukraina hanya dapat dibuat oleh Amerika Serikat atau seluruh blok NATO.
"Keputusan yang sama pentingnya dengan pengiriman jet tempur harus disetujui dengan suara bulat oleh semua NATO. Itu ada di tangan NATO atau di tangan Amerika Serikat," tegas Morawiecki.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR