Titi juga mengungkapkan, istilah ikan asin yang dikeringkan disebut grih atau dendain.
Istilah itu terdapat dalam Prasasti Pangumulan A. Sementara saat ini dalam bahasa Jawa, ikan asin disebut gereh sedangkan ikan yang dikeringkan disebut dendeng.
Istilah grih atau dendain juga ditemukan di Prasasti Rukam tahun 829 saka atau 907 Masehi.
Prasasti tersebut mengungkapkan bahwa grih atau dendain digunakan sebagai hidangan yang disajikan dalam upacara penetapan sima (tanah suci).
Selain itu, berdasarkan bukti sejarah tersebut, Titi mengungkapkan bahwa ikan asin tak hanya jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari, namun juga jadi hidangan yang disajikan dalam upacara-upacara besar pada masa Mataram Kuno.
Rupanya, makanan yang sampai sekarang masih eksis di tengah masyarakat Indonesia telah menjadi komoditas sejak dulu, bahkan menjadi hidangan yang istimewa.
Ikan asin merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang sudah ada sejak zaman Mataram Kuno.
Selain ikan asin, ada pula berbagai makanan lainnya yang mungkin tak banyak dikenali saat ini.
Misalnya Kipo, makanan yang terbuat dari tepung ketan dan diisi dengan unti kelapa yang ukurannya kecil.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR