Intisari-Online.com -Nanny dari Maroon, diperkirakan lahir sekitar tahun 1686.
Dia memimpin komunitas yang dulunya merupakan budak Afrika yang disebut sebagai Windward Maroons di Blue Mountains Jamaika pada awal abad ke-18.
Di bawah kepemimpinan Nanny, Windward Maroon melakukan perang gerilya melawan Inggris.
Penyerangan tersebut dikenal sebagai Perang Maroon Pertama dan berlangsung selama bertahun-tahun.
Banyak kisah mengenai Nanny yang bersumber dari sejarah lisan dan hanya ada sedikit bukti tertulis.
Menurut legenda Maroon, 'Queen Nanny' lahir di Ghana.
Beberapa versi cerita mengungkap bahwa Nanny tidak pernah diperbudak, tetapi kemungkinan dia melarikan diri dari perbudakan tak lama setelah tiba di Jamaika.
Kelincahannya dalam perang gerilya membuat pasukan Maroon mustahil dikalahkan.
Selama bertahun-tahun peperangan, Inggris menderita kerugian yang signifikan dan tidak pernah mampu mengalahkan mereka.
Inggris tidak punya pilihan selain menuntut perdamaian hingga sebuah Perjanjian ditandatangani pada 20 April 1740 yang mengakhiri permusuhan selama bertahun-tahun.
Perjanjian tersebut memberikan 500 hektar tanah kepada Nanny dan para pengikutnya serta menjamin kebebasan mereka.
Desa yang dibangun di atas tanah ini masih ada dan sekarang dikenal sebagai Moore Town atau New Nanny Town.
Penduduknya menganggap tanggal ditandatanganinya Perjanjian tersebut sebagai hari libur nasional.
Nanny adalah satu-satunya pahlawan nasional wanita Jamaika.
Sosoknya diabadikan menjadi patung dan gambar wajahnya dapat ditemukan pada uang kertas di Jamaika.
Orang-orang Maroon masih ada hingga sekarang dan tersebar hingga keBrasil, Puerto Rico, Suriname, Ekuador, Florida, Meksiko, Venezuela dan banyak negara lain di Amerika Utara dan Selatan.
(*)