Mengenal Tujuh Kebiasaan Si Kecil yang Berakibat Buruk pada Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

K. Tatik Wardayati

Editor

Mengenal Tujuh Kebiasaan Si Kecil yang Berakibat Buruk pada Kesehatan Gigi dan Mulut Anak
Mengenal Tujuh Kebiasaan Si Kecil yang Berakibat Buruk pada Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Intisari-Online.com – Peran orangtua, terutama ibu, harus mengenal dan mengetahui bagaimana mencegah kebiasaan yang berakibat buruk pada kondisi kesehatan gigi dan mulut anak. Kebiasaan apa saja pada anak yang berakibat buruk pada kesehatan gigi dan mulut mereka? Dr. Eva Fauziah, drg., Sp.KGA, Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia Cabang Jakarta, menjelaskannya dalam pertemuan dengan media dalam konferensi pers tentang Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2016 yang diadakan oleh Pepsodent.

Berikut ini adalah beberapa kebiasaan yang berakibat buruk pada kesehatan gigi dan mulut anak.

  • Kebiasaan menyusui atau minum susu dengan menggunakan botol dot di malam hari bahkan ketika tidur. Bila tidak dibasuh dengan air putih atau dibersihkan, kebiasaan tersebut dapat membuat gigi berlubang dengan pola khas pada mulut anak.
  • Kebiasaan makan makanan ringan di antara waktu makan (mengemil) dan minum minuman bersoda atau minum minuman yang berkadar gula tinggi. Frekuensi mengemil yang sering dapat menyebabkan derajat keasaman (pH) di dalam rongga mulut turun dan email gigi menjadi rentan terhadap gigi berlubang. Hal yang sama juga terjadi pada saat mereka mengonsumsi minuman bersoda dan minuman manis.
  • Kebiasaan tidak mengunyah makanan dan membiarkannya berada di dalam rongga mulut dalam waktu yang lama (mengemut) dalam mulut tertutup dapat memicu terjadinya gigi berlubang. Karena pada saat mulut tertutup, produksi saliva berkurang padahal karbohidrat dari sisa makanan yang berada dalam rongga mulut akan difermentasikan oleh bakteri menjadi asam yang memicu penyebab gigi berlubang.
  • Menghisap ibu jari atau dot (kempeng) merupakan kebiasaan yang sering dilakukan anak karena memberi kenyamanan pada mereka. Namun, kebiasaan ini dapat mempengaruhi bentuk kontur rahang, menyebabkan gigi tumbuh tidak beraturan yang akhirnya dapat mengganggu fungsi mengunyah makanan.
  • Menggigit kuku, pensil, es batu, atau benda keras lainnya, yang dapat menyebabkan gigi trauma atau mengalami fraktur. Bakteri pada pensi atau kuku yang kotor juga dapat masuk ke tubuh anak dan menyebabkan infeksi atau gangguan pencernaan.
  • Tidak menyikat gigi dengan cara, frekuensi, dan waktu yang dianjurkan. Menyikat gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dapat mengurangi risiko gigi berlubang sebanyak 50%.
  • Tidak berkunjung ke dokter gigi secara rutin. Sebagian besar orangtua baru akan mengajak anaknya berkunjung ke dokter gigi saat anak sudah memiliki masalah pada gigi dan mulut. Dan ini menyebabkan trauma pada anak untuk datang kembali ke dokter gigi.
Lalu, bagaimana mencegahnya? Ikuti tips berikutnya.