Intisari-Online.com - Indonesia resmi memesan 42 unit jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation dari Prancis.
Diberitakan Kompas.com, Kementerian Pertahanan diwakili Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan Marsda Yusuf Jauhari melakukan penandatanganan pembelian pesawat tempur itu dengan perwakilan Dassault Aviation di Jakarta, Kamis (10/2/2022).
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Perancis Florence Farly turut hadir dan menyaksikan penandatangan kontrak tersebut.
“Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat,” kata Prabowo dalam rekaman suara yang diterima awak media, Kamis siang.
Rupanya, jet tempur Rafale pernah menerima penolakan dari negara ini.
Melansir militarywatchmagazine.com (30 Juli 20202), kegagalan paling menonjol dalam upaya Prancis untuk mengekspor Rafale terjadi pada 2018.
Saat itu, Prancis menawarkan investasi senilai 20 miliar Euro kepada Belgia jika negara itu memilih pesawat tempurnya (Rafale) daripada Eurofighter dan F-35A di bawah kesepakatan “kemitraan strategis dan ekonomi”.
Pabrikan Dassault Aviation bahkan menjanjikan pengembalian ekonomi sebesar 100% dari harga pembelian selama 20 tahun dan lebih dari 5.000 pekerjaan teknologi tinggi jika Belgia membeli Rafale.
Hal itu menunjukkan penyimpangan signifikan dari prosedur, yang mencerminkan keputusasaan Prancis untuk mengkompensasi kurangnya daya saing pesawat tempurnya.
Tidak ada pemasok lain yang menawarkan manfaat ekonomi semacam itu, yang mengarah ke ekspektasi luas bahwa Rafale akan menang meskipun kinerjanya lebih lemah.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR