Ketika Edward berperang dengan saudara Isabella, Charles IV dari Prancis pada tahun 1324, Despenser mulai memperlakukan Isabella sebagai musuh dan menyita tanahnya.
Isabella bukanlah orang yang menoleransi rasa tidak hormat seperti itu.
Pada bulan Maret 1325, Edward mengirim Isabella ke Prancis untuk merundingkan penyelesaian damai dengan saudara laki-lakinya, yang Isabella lakukan dengan sukses.
Beberapa bulan kemudian, Edward membuat kesalahan fatal. Edward berutang penghormatan kepada Charles IV, tetapi karena berbagai alasan enggan meninggalkan Inggris yang bergolak dengan ketidakpuasan dan pemberontakan melawan keserakahan dari pemerintahannya dan Hugh Despenser.
Oleh karena itu Edward mengirim putra sulungnya dan pewaris Edward dari Windsor, yang belum berusia 13 tahun, menggantikannya untuk melakukan upacara pada bulan September 1325.
Dengan putranya di bawah kendalinya dan di bawah perlindungan saudara laki-lakinya, Isabella memberlakukan ultimatum pada Edward agar dia (Isabella) kembali ke Inggris dan kepadanya (Edward).
Bahwa Edward akan menjauhkan Despenser dari pengadilan dan mengizinkan Isabella untuk melanjutkan kehidupan pernikahannya yang normal bersama Edward dan posisinya yang sah sebagai ratu.
Namun, Edward, yang sangat bergantung pada Despenser, menolaknya. Karena itu, Isabella tidak punya pilihan selain tetap di Prancis.
Isabella memulai semacam hubungan dengan seorang baron Inggris bernama Roger Mortimer, yang telah dipenjarakan di Menara London pada tahun 1322 setelah terlibat dalam pemberontakan melawan raja tetapi melarikan diri pada tahun 1323.
Mortimer adalah seorang pria dengan kemampuan dan keinginan untuk memimpin invasi ke Inggris dan menghancurkan Hugh Despenser dan ayahnya, Earl of Winchester, dan, jika perlu, menjatuhkan raja sendiri.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR