Lanji dijumpai dalam Kakawin Ramayana, Sarasamuccaya, Slokantara dan Tantri Kadiri.
Prostitusi juga disebut dalam berita Tiongkok, disebutkan dari kronik Dinasti Tang, Ch'iu-T'ang shu dan Hsin T'ang shu jika di Kerajaan Kalingga (Holing) banyak "perempuan berbisa".
Konon jika seseorang berhubungan kelamin dengannya dia akan luka-luka bernanah dan mati, tapi mayatnya tidak membusuk.
Juru jalir atau muncikari
Istilah selanjutnya adalah juru jalir yang disebut dalam sejumlah prasasti dari abad ke-9 M.
Contohnya adalah Prasasti Garaman yang dikeluarkan oleh Mapanji Garasakan dari Kerajaan Janggala pada 975 Saka (1053 M) dan pada sisi belakang Prasasti Waharu I tahun 795 Saka (873 M).
Baca Juga: Menguak Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya, Apa Saja Prasasti Peninggalan Sriwijaya?
Juru jalir banyak diartikan sebagai muncikari, tapi Dwi memiliki pendapat lain.
Ia menyebut juru jalir adalah orang yang tugasnya memungut pajak dari para muncikari, sekaligus mengatur dan mengawasi pelacuran.
Bahkan juru jalir ini merupakan petugas resmi pemerintah, disebutkan oleh arkeolog Supratikno Rahardjo dalam Peradaban Jawa, jika dari data prasasti juru jalir masuk dalam kelompok petugas kerajaan yang disebut mangila drawya haji, atau artinya memungut milik raja.
Banyak dari mereka berkedudukan menjadi abdi dalem keraton, dan hidup mereka tergantung dari gaji yang diambil melalui bendahara kerajaan.
KOMENTAR