Intisari-Online.com -Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti mempertanyakan pelaksanaan karantina para pejabat yang berbeda dengan masyarakat sipil.
Pertanyaan tersebut dilontarkan Susi melalui postingan Instagram Kompas.com, Selasa (21/12/2021), yang mengunggah berita "Luhut: Banyak Orang Berduit tapi Minta Fasilitas Karantina Gratis".
"Kenapa pejabat boleh di rumah mereka sendiri tapi masyarakat tidak boleh di rumah sendiri?"
"Kenapa pejabat saja yang boleh berhemat tapi masyarakat tidak boleh?" tulis Susi pada kolom postingan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, diskresi yang diberikan kepada pejabat setingkat eselon satu ke atas untuk menjalani karantina secara mandiri sepulang dari tugas dinas ke luar negeri tersebut berlaku secara universal.
Menurut Luhut, aturan tersebut tidak hanya diberlakukan di Indonesia.
"Dispensasi diskresi pada eselon satu dan seterusnya itu diberikan juga berlaku universal, bukan hanya di Indonesia, kenapa?"
"Karena mekanisme dan bernegara itu harus tetap jalan, tapi tentu dengan pengawasan yang ketat," kata Luhut dalam konferensi pers terkait Penanganan Pandemi Covid-19 secara virtual, Senin (27/12/2021).
Ya, satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran Omicron yakni dengan karantina.
Namun, selain memicu debat di atas ini juga jadi lahan basah untuk para mafia.
Melansir Kompas.com, sebuah video yang menunjukkan aksi calo di Bandara Soekarno-Hatta yang menawarkan untuk karantina kesehatan di hotel beredar luas.
Perekam video yang berjenis kelamin perempuan menyatakan bahwa terdapat banyak calo di Bandara Soekarno-Hatta yang menawarkan untuk karantina kesehatan di hotel.
Tak tanggung-tanggung, dia mengeklaim bahwa harga yang ditawarkan oleh calo untuk satu orang penumpang pesawat mencapai Rp 19 juta.
Tes Antigen Mudah 'Dikelabui'
Sementara itu, sebuah bukti awal menunjukkan bahwa rapid tes antigen Covid-19 kemungkinan tak bisa mendeteksi infeksi awal varian Omicron dengan andal selama beberapa hari pertama infeksi.
Ini terjadi bahkan saat seseorang mengeluarkan virus dalam jumlah yang cukup tinggi untuk menular.
Baca Juga: Kabar Gembira! Berikut 5 Fakta Mengenai Varian Omicron yang Harus Kalian Tahu
Studi rapid test antigen terhadap infeksi Omicron tersebut telah diunggah di medRxiv pada 5 Januari 2022, yang mengamati 30 orang dari lima tempat kerja berbeda di New York dan California, yang semuanya dinyatakan positif SARS-CoV-2 pada Desember 2021.
Kebijakan di tempat kerja dalam penelitian ini, setiap orang menjalani rapid tes antigen dan tes PCR harian, yang membutuhkan waktu lebih lama tetapi dapat mendeteksi jumlah virus yang lebih kecil.
(*)